Hal ini menunjukkan fleksibilitasnya sebagai pemain yang siap mengikuti berbagai kebutuhan taktik yang ditentukan oleh pelatih.
"Sejujurnya saya lebih suka bermain di tengah (center bek) dengan skema empat bek, karena Anda lebih terlibat dalam permainan dibandingkan sebagai bek kiri. Sebagai pemain belakang Anda sering kali menghadapi pemain yang cepat dan lincah. Terkadang orang kidal yang lebih suka masuk ke dalam, ini berarti Anda harus memutar dan memutar lebih banyak," kata Calvin Verdonk dilansir dari ForzaNEC.
"Saya tidak mengatakan saya lebih suka bermain di posisi tengah, tapi ini lebih menyenangkan. Saya suka sistem itu (tiga bek di Timnas). Anda tidak memiliki banyak duel dengan striker tinggi, banyak waktu menguasai bola, build up yang bagus, dan anda memiliki permainan di depan Anda," imbuhnya.
Melihat pandangan yang disampaikan oleh Calvin Verdonk, jelas bahwa selama ini Shin Tae-yong cenderung lebih memilih menggunakan formasi tiga bek, yang beralih menjadi lima bek saat tim dalam situasi bertahan.
Meskipun demikian, dengan kualitas pemain yang dimiliki saat ini, akan sangat disayangkan jika Timnas Indonesia terlalu terfokus pada aspek bertahan, mengingat banyaknya pemain dengan kemampuan menyerang yang mumpuni.
Pemain seperti Thom Haye, Calvin Verdonk, Ragnar Oratmangoen, Mees Hilgers, hingga Jay Idzes, memiliki naluri menyerang yang kuat dan kualitas teknis yang dapat dimanfaatkan lebih maksimal.
Sebagian besar dari mereka juga tumbuh dan berkembang dalam kultur sepak bola Belanda yang terkenal dengan filosofi permainan menyerang yang dinamis.
Melihat hal ini, ada baiknya Timnas Indonesia memanfaatkan potensi besar para pemain tersebut untuk bermain lebih agresif dan menyerang, sesuai dengan karakter mereka, agar dapat memaksimalkan kualitas permainan dan menciptakan peluang lebih banyak di setiap pertandingan. (tsy)
Load more