"Dari sisi finansial, puluhan miliar Rupiah yang harus kami bayar (untuk kompensasi)...(kewajiban) itu pun harus diambil," kata Arya di Jakarta, Selasa (7/1/2025) dikutip via ANTARA.
Lebih lanjut, Arya menegaskan pemecatan mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu tak ada kaitannya dengan mafia bola.
Jika ada kaitannya dengan mafia bola, maka PSSI mustahil mengambil keputusan memecat STY dan membayar kompensasi bernilai puluhan miliar tersebut.
Arya mengatakan PSSI mengambil langkah ini demi Merah Putih sekaligus penyesuaian terhadap karakter para pemain yang mayoritas dihuni pemain diaspora dari Eropa.
Alasan tersebut salah satunya menjadi dasar keputusan PSSI mencari pelatih yang mempunyai kepemimpinan di ruang ganti dan memahami karakter skuad Garuda.
"Konsekuensi kami mengambil pemain-pemain diaspora yang makin lama level makin tinggi...Jadi butuh yang namanya pemimpin pelatih. Nah didampingi oleh asisten pelatih yang kuat secara teknis. Ini pun sudah dicari oleh Pak Erick (Thohir, Ketua Umum PSSI)," jelas Arya.
Sementara itu, eks striker Timnas Belanda, Patrick Kluivert menjadi sosok yang disebut-sebut akan menjadi suksesor STY di Timnas Indonesia.
Load more