Jakarta, tvOnenews.com - CEO Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, mendukung keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia.
PSSI memutuskan untuk mengakhiri kontrak lebih cepat dengan Shin Tae-yong, yang sudah menukangi Timnas Indonesia sejak akhir 2019 lalu.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjelaskan bahwa salah satu alasan pihaknya memberhentikan Shin Tae-yong karena kendala komunikasi.
Azrul Ananda mengatakan, mendukung kebijakan PSSI untuk memecat Shin Tae-yong yang sebenarnya masih punya kontrak hingga 2027 mendatang.
"Kami semua harus berterima kasih atas kerja beliau selama menangani timnas Indonesia. Tapi menurut saya pribadi, masalah utama STY selama di sini adalah komunikasi," ujar Azrul dalam keterangannya, di Surabaya, Kamis (9/1/2024).
Kehadiran para diaspora di skuad Garuda membuat komunikasi semakin kompleks antara pemain dan pelatih asal Korea tersebut.
Menurut Azrul Ananda, kendala bahasa menjadi hambatan besar, mengingat STY tidak menguasai bahasa Indonesia maupun Inggris.
"Beliau tidak bisa bahasa Indonesia, juga tidak bisa bahasa Inggris. Ini membutuhkan struktur kompleks melibatkan penerjemah, baik Korea-Indonesia maupun Korea-Inggris, bahkan mungkin Indonesia-Inggris," ucapnya.
Azrul juga menyoroti jika selama bertahun-tahun bekerja di Indonesia, Shin tidak menunjukkan usaha untuk belajar bahasa Indonesia.
Hal tersebut, ia bandingkan dengan pekerja Indonesia di Korea Selatan yang diwajibkan memahami bahasa setempat.
"Di zaman sekarang ini, kemampuan multibahasa sudah tidak bisa terelakkan. Apalagi untuk jabatan, atau pekerjaan, yang bersifat internasional. Siapa pun tidak akan bisa kelas dunia kalau tidak bisa multibahasa," ucapnya.
Lebih lanjut, Azrul mengaku memahami pola pikir Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, yang tengah merancang strategi baru untuk sepak bola Indonesia.
Ia menilai investasi besar dalam mengumpulkan pemain diaspora membutuhkan pelatih yang mampu berkomunikasi secara langsung tanpa kendala bahasa.
"Saya bisa memahami pola berpikir Ketua Umum PSSI, Bang Erick, dan saya memiliki kemiripan pola pikir. Dengan investasi yang begitu besar untuk mengumpulkan pemain diaspora, tentu kita membutuhkan pelatih yang bisa berkomunikasi lebih direct," ujarnya.
Meski demikian, Azrul mengajak semua pihak untuk tetap optimis terhadap masa depan sepak bola Indonesia.
"Kami semua tetap harus sadar, bahwa bagaimana pun saat ini adalah era terbaik dalam sejarah federasi sepak bola Indonesia. Harus terus melangkah maju, menatap ke depan," tuturnya.
"Kita semua harus segera move on, dan semoga sepak bola kita akan terus move up," tambahnya. (ant/fan)
Load more