tvOnenews.com - Tokoh sepak bola nasional Rahim Soekasah mengkritisi kebijakan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang tiba-tiba mengganti Shin Tae-yong di tengah proses kualifikasi Piala Dunia.
Sebagaimana diketahui pemecatan Shin Tae-yong diumumkan secara langsung oleh Erick Thohir pada Senin (6/1/2025).
Praktis ini mengakhiri kontrak Shin Tae-yong dengan PSSI lebih cepat dari yang seharusnya masih berlangsung hingga tahun 2027.
Selama empat tahun menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong juga tidak bisa dibilang gagal. Ia menyumbangkan sejumlah prestasi membanggakan untuk Indonesia.
Mulai dari runner up Piala AFF 2020, medali perunggu SEA Games 2021, runner up Piala AFF U-23 2023, hingga 16 besar Piala Asia 2023.
Pada tahun 2024, Shin Tae-yong membawa skuad Garuda terbang lebih tinggi. Timnas Indonesia keluar sebagai semifinalis Piala Asia U-23 2024, kemudian lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, lolos Piala Asia 2027, dan mencapai peringkat 127 FIFA.
Namun secara mengejutkan Shin Tae-yong dipecat menjelang pertandingan lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Australia dan Bahrain pada bulan Maret mendatang.
“Shin Tae-yong ini kan sudah lima tahun, terus orang-orang ngomong sekarang oh komunikasi gini gini gini. Saya bukan pengamat, saya pelaku,” kata Rahim dalam Catatan Demokrasi tvOne, dikutip Kamis (9/1/2025).
“Saya pegang tim baik di Indonesia maupun di luar negeri. Jadi saya tahu bagaimana susahnya membangun tim. Nggak seperti kita ngomong. Praktik belum tentu bisa. Nggak bisa bangun tim satu dua tahun, nggak bisa,” tambahnya.
Rahim pun mencontohkan bagaimana negara-negara maju membangun tim nasionalnya. Itu terdapat pola periode per empat tahun.
“Saya contohkan Jerman saja. Jerman itu kan salah satu negara terbaiklah dalam sepak bola,” ungkap Rahim.
Pada 2002 Jerman kalah di Korea, lalu 2006 Jerman percaya diri akan juara di Berlin, namun kenyataanya kalah lagi.
“Dia coba lagi regenerasi, 2010 kalah lagi. tiga kali 4 sama dengan 12 tahun. 2014 baru dia juara, Jerman. Berapa tahun? 14 tahun, Coy!,” tegas Rahim.
Sementara Timnas Indonesia belum pernah jadi juara. Lolos pun tidak. Jadi menurut Rahim Garuda juga mesti bertahap.
“Kita jangan kayak apa ya namanya ya seolah-olah kita ini hebat atau gimana,” ujarnya.
“Kita mesti tahu dirilah gitu bahwa Indonesia itu mesti kelasnya di sini, bertahap dia AFF aja kita enggak pernah menang,” tambah Rahim.
Sekarang Timnas Indonesia sudah di putaran ketiga kualfikasi Piala Dunia, itu pun baru kali ini.
“Waktu itu saya sudah bilang Pak Erick Thohir itu benar, 5 tahun dia konsep, dia pegang itu konsep dia untuk lolos pre World Cup ini,” kata Rahim.
“Tapi saya kaget Kemarin lihat TV tahu-tahu digantilah Shin Tae-yong. Ini diganti sama pelatih dari Belanda antara Kluivert, Bronckhorst, atau Van Gaal,” imbuhnya.
Dari tiga pilihan tersebut yang paling senior adalah Van Gaal yang sudah berusia 73 tahun.
“Kita cari yang lebih muda, kalau saya disuruh pilih Bronckhorst, saya pilih dia. Karena Kluivert tidak ada record-nya sebagai pelatih yang bagus,” ujar Rahim.
Adapun track record-nya cuma sebagai asisten-asisten saja. Sekalinya pernah jadi pelatih kepala di Curacao, Amerika Tengah. Sisanya dia sebagai asisten-asisten saja.
(amr)
Load more