Jakarta, tvOnenews.com - Pemain Timnas Indonesia, Marc Klok, berani berbicara jujur mengenai jurang besar antara para pemain lokal dan diaspora.
PSSI resmi mengambil keputusan untuk memecat Shin Tae-yong pada Senin (6/1/2025) lalu, terlepas dari kesuksesan sang pelatih sejak menjabat lima tahun lalu.
Shin Tae-yong telah berhasil membantu skuad Garuda meraih berbagai prestasi, termasuk tampil di babak 16 besar Piala Asia 2023 dan hampir menembus Olimpiade Paris 2024.
Pada saat ini, Timnas Indonesia sedang berjuang di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dengan memiliki enam poin dari enam laga.
Mereka hanya terpaut satu poin dari Australia, yang berada di tempat kedua Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada saat ini.
PSSI memutuskan untuk menunjuk Patrick Kluivert sebagai pengganti Shin Tae-yong, seiring dengan pengumuman resmi pada Rabu (8/1/2025) lalu.
Kluivert diharapkan untuk mampu membawa Timnas Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2026, dengan sisa empat laga lagi di putaran ketiga.
Erick Thohir mengindikasikan bahwa ada dinamika di ruang ganti Timnas Indonesia yang memberatkan Shin Tae-yong.
Kemudian, pemain Timnas Indonesia, Marc Klok, yang mulai terpinggirkan dari skuad pada tahun lalu, membeberkan secara blak-blakan bahwa komunikasi adalah permasalahan utama.
Shin Tae-yong hanya berbicara dalam bahasa Korea Selatan, tidak dengan bahasa Indonesia atau Inggris, yang membuatnya memerlukan setidaknya dua penerjemah.
Jurnalis Bung Harpa membeberkan bahwa permasalahan tercipta karena para pemain diaspora mengajak Shin Tae-yong berdiskusi mengenai taktik.
“Ada friksi antara pemain diaspora, pemain keturunan yang tidak puas dengan strategi Shin Tae-yong, dan kemudian mengajak ketemu Shin Tae-yong untuk membicarakan soal taktik,” kata Bung Harpa pada Senin (6/1/2025).
Namun, STY kesulitan untuk menerima saran tersebut hingga tersinggung, yang berimbas kepada line-up Timnas Indonesia saat melawan China.
“Ada perpecahan, ada ketidakpuasan dan akhirnya pertemuan itu digelar dan Shin Tae-yong tersinggung sehingga ada dinamika di mana lawan China line-upnya seperti yang kita ketahui semua,” tandas Bung Harpa.
Marc Klok menuturkan bahwa memang ada perbedaan dalam hal komunikasi yang sulit untuk diterima oleh Shin Tae-yong.
“Dia bekerja dengan hierarki yang cukup kaku dan komunikasi melalui penerjemah. Itu agak bermasalah. Banyak orang Belanda yang gabung dan bagi mereka, itu cukup berbeda,” katanya, dikutip dari media Belanda, NOS.
“Asosiasi [PSSI} memutuskan bahwa itu harusnya menjadi lebih satu, dengan kurangnya tekanan terhadap hierarki dan lebih bekerja bersama dan menjadi satu,” tambahnya.
Kehadiran Kluivert diharapkan menjadi penghubung, dan Klok membeberkan bagaimana perbedaan budaya Belanda dengan Indonesia.
“Kesatuan itu adalah hal yang paling penting bagi kami. Kebudayaan solidaritas tidak pernah boleh hilang. Dan menghormati para pemain. Di sepak bola Belanda, Anda bisa mengutuk seseorang hari ini dan tetap menjadi teman baik besok,” katanya.
“Itu tidak begitu di sini. Lebih baik untuk melindungi pemain dan memberikan mereka kepercayaan diri. Kemudian, Anda akan melihat mereka menjadi para pemain sepak bola yang sangat bagus,” tambahnya. (rda)
Load more