tvOnenews.com - Cristian Gonzales, legenda Timnas Indonesia, memiliki cerita hidup yang penuh tantangan sebelum resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Nama Gonzales sudah tidak asing bagi pecinta sepak bola Tanah Air, terutama mereka yang mulai mengikuti Timnas sejak Piala AFF 2010.
Turnamen tersebut menjadi momen spesial karena itu adalah debut Gonzales sebagai pemain naturalisasi yang memperkuat skuad Garuda.
Ia berperan penting dalam perjalanan Timnas hingga mencapai final berkat sumbangan tiga golnya.
Sayangnya, Timnas Indonesia gagal meraih gelar juara setelah kalah agregat 2-4 dari Malaysia.
Kekalahan 0-3 di Bukit Jalil menjadi pukulan telak meski Timnas mampu menang 2-1 pada leg kedua di Stadion Gelora Bung Karno.
Namun, kontribusi Gonzales tetap dikenang karena semangat dan ketajamannya di lini depan.
Selama memperkuat Timnas Indonesia, Gonzales mencatatkan 32 penampilan dengan koleksi 13 gol, sebuah catatan impresif untuk pemain yang baru bergabung setelah proses naturalisasi yang tidak mudah.
Dalam wawancara di program One on One di tvOne, Gonzales mengungkap bahwa proses menjadi WNI bukanlah perjalanan yang mudah.
Ada aturan ketat di Indonesia yang mengharuskan warga asing untuk tinggal minimal lima tahun tanpa meninggalkan negara sebelum bisa mendapatkan status kewarganegaraan.
Kisah Kelam Cristian Gonzales Sebelum Dinaturalisasi: Perjuangan dan Pengorbanan Demi Timnas Indonesia
Bagi Gonzales, aturan ini berdampak besar pada kehidupan pribadinya.
“Saya harus tinggal lima tahun di Indonesia tanpa bisa pulang ke Uruguay atau ke negara lain,” ungkap Gonzales.
Kondisi ini membuatnya tidak bisa pulang ke kampung halaman meski keluarganya mengalami musibah besar.
Adik Gonzales meninggal dunia setelah terjatuh dari apartemennya di Spanyol, sementara kakaknya tewas ditembak saat menjadi korban perampokan.
“Saya mau pulang, mama saya juga ingin saya pulang, tapi saya tidak bisa karena harus mengikuti aturan naturalisasi di Indonesia,” ujar Gonzales dengan nada emosional.
Gonzales terakhir kali mengunjungi Uruguay pada tahun 2005. Setelah itu, ia berkomitmen penuh untuk mengikuti proses menjadi WNI meski harus mengorbankan kebersamaan dengan keluarga.
“Saya sudah bicara dengan mama sebelum musibah itu terjadi. Tapi sampai sekarang saya belum bisa pulang,” tambahnya.
Naturalisasi PSSI dari Masa ke Masa
Proses naturalisasi Gonzales pada awal 2010-an mencerminkan betapa ketatnya aturan naturalisasi pemain asing di Indonesia saat itu.
Namun, situasi kini telah berubah seiring kebijakan baru yang diterapkan oleh PSSI. Jika pada era Gonzales seorang pemain harus tinggal lima tahun tanpa meninggalkan Indonesia.
Kini PSSI memiliki jalur percepatan bagi pemain keturunan dan pemain yang dianggap memiliki potensi besar untuk memperkuat Timnas.
PSSI kini lebih aktif mencari talenta keturunan Indonesia di luar negeri untuk memperkuat Timnas, terutama di Eropa.
Beberapa nama seperti Jordi Amat, Shayne Pattynama, dan Sandy Walsh adalah contoh pemain yang proses naturalisasinya berlangsung lebih cepat berkat kebijakan baru ini.
Mereka tidak harus menjalani proses tinggal lima tahun di Indonesia, melainkan cukup memiliki garis keturunan Indonesia atau berkomitmen untuk membela Timnas.
Perbedaan lain yang mencolok adalah dukungan administratif dan politik yang kini lebih terstruktur.
Di masa Gonzales, proses naturalisasi melibatkan banyak birokrasi dan aturan yang ketat.
Sementara saat ini PSSI dan pemerintah bekerja sama untuk mempercepat proses jika pemain dinilai strategis bagi penguatan Timnas.
Meski demikian, perjuangan Gonzales tetap memiliki arti besar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Dia adalah pionir yang membuka jalan bagi pemain naturalisasi untuk membela Timnas dengan penuh kebanggaan.
Kontribusinya di Piala AFF 2010 dan ketajamannya di berbagai kompetisi domestik menjadikannya sosok yang dihormati hingga kini.
Cristian Gonzales adalah contoh nyata bagaimana cinta kepada sepak bola dan loyalitas kepada Indonesia bisa terwujud meski harus menghadapi banyak pengorbanan.
Perjalanan beratnya di masa lalu menjadi pondasi penting bagi kesuksesan program naturalisasi yang kini lebih terstruktur dan efisien. (udn)
Load more