Jakarta, tvOnenews.com - Jelang pencoblosan Pemilu 2024, Calon presiden dan calon wakil presiden berebut perhatian netizen melalui media sosial.
Melalui media sosial inilah para kandidat dapat mendongkrak suara dalam pemilihan nanti, terutama dari generasi muda.
Mampukah kampanye melalui medsos ini mempengaruhi pemilih dan membuat elektabilitas Capres begitu naik?
Para kandidat Capres menggunakan media sosial seperti TikTok dan Instagram sambil berinteraksi dengan masyarakat. Media sosial dianggap sebagai salah satu kampanye calon presiden yang paling efektif.
Para calon presiden merasa menjadi lebih dekat dengan para pendukungnya. Tak heran jika masing-masing kandidat kini memiliki julukan-julukan tersendiri seperti Anies yang kerap dipanggil abah, kemudian Prabowo Subianto yang disebut gemoy hingga Ganjar yang mendapat sebutan pinguin dari netizen.
Namun tidak hanya itu, tak sedikit para pendukung dari 3 paslon saling ribut dan saling berlomba membela Capres pilihan mereka, menjatuhkan calon presiden lawan dianggap dapat mendulang suara hingga hari pemilihan tiba. (ayu)