Jakarta, tvOnenews.com - Sebanyak 10 Partai politik hampir bisa dipastikan gagal mengamankan kursi di legislatif Senayan.
Sebagian besar dari parpol yang gagal melenggang ke Senayan merupakan Partai gurem termasuk Ppp dan Psi.
Sejumlah partai gurem gagal memenuhi ambisinya untuk lolos ke Senayan.
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga, dari 18 parpol yang memperebutkan kursi di Senayan 10 diantaranya gagal menembus ambang batas parlemen sebesar 4% dari suara nasional.
Hasil hitung cepat tiga lembaga menunjukkan bahwa partai-partai yang sebelumnya bertahta di Senayan kembali lolos.
PDI Perjuangan menjadi pemenang diikuti oleh Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, Partai Nasdem, PKS, Partai Demokrat, dan PAN.
Sedangkan perolehan suara PPP dan 9 parpol lainnya masih di bawah 4%.
Penghitungan suara oleh KPU RI juga menunjukkan hasil yang tak jauh beda.
Bedanya PPP menembus angka keramat 4%, namun penghitungan suara tersebut belum selesai.
Mengacu pada hasil hitung cepat dan penghitungan oleh KPU RI tersebut 8 parpol hampir bisa dipastikan lolos ke Senayan.
Harap-harap cemas dialami oleh PPP karena suaranya belum aman.
Sedangkan parpol lainnya termasuk PSI hampir bisa dipastikan gagal menduduki kursi empuk Senayan.
Berdasarkan undang-undang Pemilu untuk mendapatkan kursi DPR RI partai politik harus memenuhi ambang batas perolehan suara minimal 4% dari jumlah nasional.
Pakar politik Hanta Yudha menilai PPP gagal dalam pemilu 2024 karena tidak memiliki figur kuat ditambah mesin politik mereka kurang kencang.
Faktor lain yang membuat PPP melempem karena kalah dari PKB dalam mengamankan basis tradisional mereka.
Selama ini PKB dan PPP memiliki basis yang sama yaitu Islam tradisional.
Hasil mengejutkan lainnya adalah perolehan suara PSI di bawah 3%. Dengan hasil tersebut partai mawar merah hampir bisa dipastikan tak bisa melenggang ke Senayan.
Meski mendapuk Kaesang Pangarep sebagai ketua umum mereka gagal mendapatkan tuah Jokowi.
Tidak lolosnya PPP dan partai gurem lainnya akibat mengekor pada parpol yang sudah mapan.
Cara itu dinilai sebagai kesalahan besar ketika mereka tidak memunculkan terobosan-terobosan baru, pemilih cenderung memilih partai yang sudah berpengalaman.
Namun sejumlah partai kecil yang mengusung Prabowo-Gibran berpeluang tumbuh menjadi besar.
Usaha mereka dalam mengusung Prabowo-Gibran kemungkinan besar akan diganjar dengan posisi strategis dalam pemerintahan.
Posisi tersebut akan menjadi etalase dan representasi parpolnya di mata publik. (awy)