Jakarta, tvOnenews.com - Seorang pelajar SMP inisial MHS (15) diduga tewas usai dianiaya oknum TNI.
Menurut keterangan keluarga, saat kejadian korban tengah menyaksikan tawuran yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Direktur LBH Medan Irvan Saputra selaku Kuasa Hukum Lenny Damanik, ibu korban, mengatakan Penganiayaan itu terjadi di bantaran rel kereta api di Jalan Pelikan Ujung, Kecamatan Percut Sei Tuan Jumat (24/5/2024). Lalu, korban meninggal dunia pada Sabtu (25/5/2024).
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono mengatakan bahwa telah terjadi simpang siur terkait dengan informasi meninggalnya seorang siswa yang diduga dianiaya Oknum polisi.
Sebelumnya Polresta Padang telah melakukan pemeriksaan terhadap 30 personel Polisi yang menjalani Patroli pada saat itu.
Menurut Irjen Pol Suharyono, pada malam kejadian, polisi bergerak dengan mengerahkan tak kurang dari 30 personel pengurai massa.
Menurutnya, apabila polisi tak hadir di lokasi, maka korban yang berjatuhan bisa lebih banyak.
“Polisi hadir pada malam itu untuk mencegah terjadinya tawuran antar geng, karena korban yang bernama Afif dan juga Adit (teman korban dan saksi) tergabung dalam empat geng gabungan yang sebelumnya sudah ada komunikasi lewat medsos,” ucap Suharyono.
Suharyono pun mengungkapkan saat ini sudah adanya pengaburan informasi mengenai kejadian sebenarnya karena Adit, teman korban sudah diminta untuk mengganti SIM ponsel.
Selain itu, adanya skenario untuk merubah tujuan awal Adit dan Afif yang tadinya akan ikut tawuran geng menjadi menghadiri suatu pesta.
Meskipun tetap memproses laporan dengan dan akan bertanggung jawab dengan kasus ini, Suharyono membantah ada dugaan penyiksaan yang dilakukan anggota Sabhara terhadap Afif.
Ia mengatakan dari keterangan Adit, luka yang ada di tubuh Afif diduga karena terjun ke sungai saat ada pengamanan aksi tawuran.
Hal itu, menurut Suharyono diperkuat oleh keterangan Adit bahwa Afif Maulana sempat mengajak Adit untuk lompat ke sungai dangkal dengan banyak bebatuan.
“Kami sampai saat ini meyakini bahwa luka-luka lebam itu memang sudah 11 jam, lebam mayat itu, kami sudah koordinasi dengan dokter forensik itu yang muncul di badan itu setelah 11 jam meninggal, muncullah lebam-lebam itu. Goresan-goresan dan luka (diakibatkan) jatuh dari motornya,” ucap Suharyono.
Selain itu, Suharyono yakin tidak pernah ada nama Afif Maulana dari 18 orang yang dibawa oleh polisi untuk diperiksa. (awy)