Tegal, tvOnenews.com - Seorang dokter asal RSUD Kardinah, Kota Tegal dikabarkan mengakhiri hidupnya yang diduga tak kuat mendapat Perundungan saat menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro Semarang, di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi.
Selain akibat perundungan, kematian korban juga ramai dibahas di media sosial akibat beban kerja yang tinggi di rumah sakit tersebut.
Berdasarkan buku harian korban yang ditemukan, korban yang bernama Aulia ini diduga tak kuat menahan bully selama ikut PPDS anestesi Undip Semarang serta beban kerja yang tinggi.
Dugaan bully dan beban kerja tinggi itu muncul setelah sejumlah akun X mengunggah tangkapan layar percakapan antar dokter di WhatsApp.
Dalam tangkapan layar yang beredar, korban diduga sudah tidak kuat menjalani program anestesi sejak tahun pertama.
Namun, korban tidak bisa langsung keluar karena terikat beasiswa dari Pemerintah Tegal.
Diketahui sebelumnya, Aulia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar kosnya.
Diduga, korban meninggal usai menyuntikan obat yang hanya bisa diakses oleh anestesi.
Sementara itu, pihak manajemen RSUD Kardinah, Kota Tegal membenarkan bahwa korban memang mendapatkan beasiswa dan menempuh PPDS selama 2 tahun terakhir.
Terkait obat yang disuntikan oleh korban, pihak RSUD menyebut korban memang kerap menggunakan obat tersebut karena ada riwayat penyakit syaraf terjepit.
Dalam surat yang dikeluarkan Kemenkes pada Rabu (14/8/2024) ini ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Kariadi, tempat korban bekerja.
Penghentian Sementara PPDS pun dilakukan guna mendukung investigasi lebih lanjut. (ayu)