Jakarta, tvOnenews.com - Percakapan antara dokter koas Muhammad Luthfi Hadyhan bersama orangtua Lady Aurelia Pramesti, Sri Meilina atau Lina, beredar di media sosial X berdurasi delapan menit.
Dalam percakapan itu, keduanya bersitegang antara jadwal jaga malam yang diduga menjadi awal Penganiayaan Luthfi, oleh FD atau Fadillah, sopir keluarga Lady.
Percakapan itu bermula saat ibu Lady, yaitu Lina, menanyakan soal jadwal jaga yang diatur oleh Luthfi, yang didapuk sebagai ketua kelompok program koas dari Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya ( Fk unsri).
"Lady protes, kamu harusnya jangan marah. Kamu kan ketua kelompok ya, ketua kelompok itu harus amanah. Kalau ada orang laporan, ya harus didengar, jangan marah, kamu itu tidak boleh loh kasar dengan perempuan," ucap Leni dalam percakapan tersebut.
Luthfi menjelaskan jika masalah itu berawal dari Lady yang sudah tiga kali meminta ganti jadwal shift jaga dan sudah meminta Luthfi untuk merevisi.
Luthfi mengatakan, revisi itu juga telah dipastikan oleh yang bersangkutan, dan barulah dibuat oleh Sekretaris Koas.
"Pertama dia (Lady) bilang, jadwalnya weekend terus, oke kita ubah. Pas diubah yang kedua kali, masih salah juga. Oke, jadi kita ubah lagi. Pas diubah yang kedua itu kemarin malam. Sudah juga diajukan ke Sekre (sekretaris)," ungkap Luthfi.
"Jadi yang buat sekre dua. Sudah dapat izin dengan yang bersangkutan, dan sudah kita pastikan lagi. Sudah oke semua, tidak ada masalah, baru kita kasih ke dokter, karena kita sudah telat, karena gonta-ganti terus. Tiba-tiba dia paginya komplain lagi. Jadi, maksudnya gini tante, kita kan sudah ganti-ganti, kita juga sudah baik dari awal, tetapi kenapa terus dikomplain. Sedangkan, itu kondisinya udah dikirim," lanjut Luthfi menjelaskan.
Lina pun lagi-lagi mempertanyakan soal anaknya yang mendapatkan jatah dua kali jaga. Sedangkan, teman-temannya hanya mendapatkan satu kali.
Menanggapi hal itu, Kundiah sebagai rekan Luthfi mencoba untuk kembali menjelaskan soal jadwal jaga tersebut.
Ia mengatakan, Lady mendapatkan jaga empat kali di hari Jumat, Sabtu pagi, Senin malam, Rabu malam.
"Dari jadwal jaga itu, ada jarak satu minggu Lady itu ga jaga, tante. Sebelum akhirnya Lady jaga dua hari sekali dan tiga hari sekali jaraknya" jelas Kundiah.
Kundiah yang ingin ikut menjelaskan pun sempat diputus oleh Lina karena dianggap tidak ada urusan dengannya.
"Maaf ya, saya cuma berurusan sama dia. Kamu ini gimana, dia bicara kasar sama anak saya, berarti saya ngejar dia," kata Lina.
Saat rekannya mencoba untuk menjelaskan kembali, Fadillah sang sopir yang juga saat ini berstatus tersangka emosi hingga mengatakan "Kau ini melok-melok bae (Kamu ini ikut-ikut saja).
Merasa terintimidasi, rekan Luthfi mengatakan bahwa jika Lady membawa orang tua untuk masalah ini, dirinya juga dapat membawa orang tuanya dalam urusan ini.
"Kalau gitu aku juga boleh bawa Bunda saya. Ga boleh kayak gitu, tante," kata rekan Luthfi.
Namun, dibantah oleh Lina karena di sini posisi Lady dan dirinya yang dirugikan.
"Kamu diam dulu ya, saya itu berhubungan dengan dia. Eh, kamu ga boleh ikut-ikut. Dia (Luhfi) yang berbicara kasar dengan anak saya. Kamu kan engga," ucap Lina sambil menggebrak meja.
Merespon hal tersebut, Kundiah mengatakan jika Lady yang lebih dulu berbicara kasar terhadap Luthfi.
Dalam percakapan itu rekannya dipegang oleh Fadillah. Dari situ lah awal mula cekcok yang berujung penganiayaan antara keempatnya.
"Apodio om, dak usah pegang-pegang. Ado dak dari tadi kami pegang-pegang. (Apa sih om, tidak usah pegang-pegang. Ada ga kami dari tadi pegang-pegang)," kata rekannya.
Lalu, Lina kembali menjelaskan jika Luthfi lah yang dahulu berbicara kasar terhadap anak tunggalnya itu.
"Saya kan urusannya dengan dia. Dia yang bicara kasar dengan anak saya. Lady itu walaupun anak tunggal tapi ga manja ya. Apa kamu ketawa-ketawa, maksudnya apa. Kamu jangan mancing-mancing ya. Saya ini orang Komering (Suku di Sumsel) asli. Kamu mau jalur apa? Jalur polisi atau mau jalur apa? Kita ini tidak ribut loh, kamu itu kan orang berpendidikan," kata Lina.
Dari percakapan itu juga, Lina juga melarang rekan-rekan Luthfi untuk mengambil video menggunakan handphone.
Saat itu, Fadillah juga ikut dalam percakapan itu, ia menyuruh dua rekan Luthfi untuk duduk berjauhan dari Luthfi.
"Kau sama kawan kau duduk di sana aja. Silahkan. Dibilangin, ah kau. Ponakan aku itu, tahu ga," dengan menggunakan bahasa Palembang sambil mengancam rekan-rekan Luthfi.
Fadillah juga melemparkan kata-kata terhadap Luthfi terkait pendidikan kedokterannya.
Luthfi mengatakan, kasus ini bukan hanya menyangkut ia saja sebagai ketua kelompok, tapi juga berimbas kepada rekan-rekan koas lainnya.
"Ini bukan masalah saku aja, tapi masalah yang lainnya juga," kata Luthfi sebelum video terputus. (awy)