Dana Moneter Internasional kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada angka 3,2 persen sepanjang tahun 2021.
Angka ini turun dari proyeksi moneter bulan Juli, di mana IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 3,9 persen.
Penurunan proyeksi ini disebabkan oleh ancaman resiko global yang perlu diwaspadai, khususnya masalah pandemi yang dihadapi dunia.
Pemulihan ekonomi yang tidak merata akibat pandemi, perkembangan mutasi virus Covid-19, inflasi, volatilitas pasar keuangan, serta menurunnya stimulus ekonomi di berbagai negara.
Sementara untuk Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa tumbuh 5,9 persen. IMF menyebut pertumbuhan ekonomi di negara berkembang di berada di bawah pertumbuhan ekonomi negara maju. Salah satu faktor yang membuat kesenjangan tersebut adalah akses vaksin yang belum merata.
Dari proyeksi ekonomi IMF bulan Oktober 2021, penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tak sedalam koreksi pertumbuhan ekonomi negara ASEAN lainnya yang turun 1-2,7 persen.(awy)