Jakarta - Wakil ketua komisi vii dpr RI Eddy soeparno meminta Pertamina, BPH Migas, dan Dirjen Migas maupun pengawasan ketat terkait kelangkaan solar. Eddy juga menyoroti tingginya kebutuhan permintaan solar dan disparitas harga antara solar bersubsidi dengan non subsidi.
“Adanya kebutuhan yang sangat tinggi akhir-akhir ini terutama dari industri-industri yang bergerak dibidang satu batubara, dua kelapa sawit, karena memang ada kebutuhan ekspor yang besar sehingga memang ke pergerakan dari kendaraan yang mendukung kegiatan usaha sawit dan batubara sangat tinggi sehingga kebutuhannya juga meningkat,” tutur Eddy.
Selain itu, Eddy juga menyoroti disparitas harga yang cukup tinggi antara solar bersubsidi dan non subsidi.
Solar bersubsidi yang dijual kurang lebih Rp5.100 dan solar non subsidi yang dijual sekitar Rp13.000. Hal ini mengakibatkan banyak pengguna diesel yang non subsidi kemudian beralih bermigrasi ke solar subsidi.(awy)