Bandung, Jawa Barat - Ridwan kamil menyampaikan sepenggal rasa cinta dan hikmah atas kepergian putranya emailkan Mumtaz untuk selama-lamanya.
Gubernur Jawa Barat itu juga mengungkapkan beratnya proses pencarian jasad Eril di sungai Aare yang memakan waktu hingga 14 hari lamanya.
"Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, Siapa itu Eril dan Apa hikmah dari kepergian Eril,
14 hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin yang sehari-hari, tapi 14 hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami, Kami bertanya-tanya, Mengapa harus selama ini Ya Allah? Mengapa tidak lebih cepat agar semua lekas berlalu, upaya kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru, tapi waktu adalah rahasia Allah yang mungkin bisa dipecahkan apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian, Waktu adalah relatif begitulah kata orang-orang yang Arif
Dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang, sebab kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang, dalam rentang 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan, Namun kami pun mendapatkan banyak pelajaran dan menerima kearifan tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat penuh manfaat.
23 tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan Akbar, Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walaupun kecil dalam sehari-hari, kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya.
Mungkin akan berat tapi kami sebenarnya sudah menyiapkan hati, kalau kami tidak akan pernah lagi melihat jasadnya untuk terakhir kali.
Bukankah Eril Lahir di New York yang berada jauh di seberang, Mengapa tidak jika ia wafat di Swiss yang jauhnya juga tidak berbilang, Bukankah setiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang.
Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami, untuk yakin barangkali Allah memang yang menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi, bagaimana mungkin kami tidak merasa dilimpahi oleh Rahmat dan Karunia saat jenazah yang terbaring ini berada di air berhari-hari masih utuh dan sempurna.
Itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat, yang akhirnya Alhamdulillah amal kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat, pelajaran bagi kita yang beriman dan yang pandai membaca isyarat." ungkap Ridwan Kamil dalam pidato usai penguburan anak tercinta Eril.(awy)