Salah satu cara untuk meraih malam Lailatul qadar adalah melakukan i'tikaf di masjid. I'tikaf secara pengertian bahasa diartikan sebagai berdiam diri, yakni tetap di atas sesuatu. Orang yang sedang melakukan i'tikaf disebut dengan mu'takif.
Secara syariat, i'tikaf adalah berdiam diri di masjid sebagai pelaksanaan ibadah yang disunnahkan untuk dikerjakan di setiap waktu dan diutamakan pada bulan suci Ramadhan.
I’tikaf dikhususkan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan demi menyambut datangnya Lailatul Qadar.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 125 menyebutkan terkait hal ini yang berbunyi,
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami membuat rumah itu (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) "Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim) sebagai tempat salat." (Ingatlah ketika) Kami memberi pesan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, serta yang rukuk dan sujud (salat)!"
Keterangan ayat di atas dikuatkan lagi dalam hadits Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu 'anha, "Nabi Muhammad SAW melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beri'tikaf sepeninggal beliau." (HR Bukhari dan Muslim)