Jayawijaya, tvOnenews.com - Tak hanya beberapa ruko saja yang menjadi dampak kericuhan di Kampung Elekma, Wamena, Jayawijaya, Papua. Namun, dikabarkan sembilan (9) orang tewas bersimbah darah akibat kericuhan gegara isu penculikan anak.
Berdasarkan informasi yang beredar, kerusuhan di Sinakma diawali dengan isu penculikan anak di Kampung Elekma, Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Adapun fakta-fakta yang beredar di media sosial yang disebar Humas Polda Papua, bahwa pada tanggal 23 Februari 2023, pukul 13.00 WIT, di Sinakma, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, telah terjadi isu Penculikan anak OAP (LID) yang berimbas kerusuhan di Sinakma.
- Kronologis
Dalam pesan yang beredar berbentuk laporan segera di media sosial, Humas Polda Papua menjelaskan kronologi kejadian tersebut.
Kronologi kericuhan itu, berawal pada pukul 13.00 WIT, Sales Bahan makanan datang ke kios Elekma untuk menawarkan barang, dan tiba tiba masayarakat setempat menuduh bahwa Sales (pendatang) tersebut akan melakukan aksi penculikan anak kecil.
Sehingga, masyarakat OAP berkerumun dan berkumpul di depan kios Masyarakat Pendatang tersebut.
Kemudian, di pukul 13.30 WIT, Kapolres Jayawijaya, AKBP Napitupulu melakukan mediasi dan meminta masyarakat agar mempercayakan masalah kepada Polisi dan menyelesaikan masalah di polres bersama sama dengan tokoh adat dan tokoh masayarakat.
Selanjutnya, pada pukul 13.33 WIT, Proses membawa tertuduh ke Polres dengan kendaraan Resmob Polres Jayawijaya.
Lalu, pukul 13. 46 WIT, Kerusuhan pecah akibat provokasi massa. Di 3 titik, yakni perempatan pasar Sinakma, Perempatan pasar Sinakma arah sungai Hom hom, Pertigaan Sinakma arah Jl Irian (Kantor kampung Lantipo).
Kemudian, di pukul 13.44 WIT, Polres Jayawijaya dan Brimob terpaksa mengeluarkan tembakan gas air mata dan Peluru Tajam. Sehingga satu orang masayarkat OAP tertembak mengenai kaki kanan (patah).
Pada pukul 13. 45 WIT, Massa berusaha membakar Ruko di Sinakma Jalan Trans Wamena lanny, dan berhasil dipadamkan. Pukul 14.51 WIT Dandim 1702/JYW mendatangi lokasi kejadian di Sinakma mencoba menenangkan massa.
Pukul 16.46 WIT, Massa makin beringas dan membakar Ruko sebanyak 8 Ruko. Pukul 16.47 WIT, Massa 4 orang tertembak mengenai dada 2 orang dan kepala 2 orang.
Pukul 16.48 WIT, Massa makin brutal dan melakukan pelemparan mobil Dinas Dandim Jayawijaya. Pukul 18.05 WIT, Massa bertahan dan melakukan pemalangan jalan Irian, Jala menuju Lanny Jaya.
Pukul 18.06 WIT, Kodim 1702 Jayawijaya melakukan evakuasi massa ke kodim. Pukul 18.09 WIT Massa masih menutup Jalan di Elekma arah Napua, di Sinakma dan arah lanny (honai lama).
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo katakan, bahwa Kapolres Jayawijaya, AKBP Hesman S. Napitupulu bersama personel yang terjun langsung ke TKP untuk melerai keributan tersebut sempat mendapatkan perlawanan oleh masyarakat dengan melakukan pelemparan.
“Kami mendapatkan informasi bahwa ada sebuah mobil tujuan Kampung Yomaima yang ditahan oleh Masyarakat di Kampung Sinakma yang diduga sopir mobil tersebut adalah oknum penculikan anak sehingga ini yang membuat kehebohan ditengah masyarakat,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kapolres Jayawijaya menjelaskan, isu terkait penculikan anak tersebut kemudian merambah hingga menjadi penyerangan kepada aparat Kepolisian yang saat itu tengah berupaya menenangkan masyarakat yang sudah termakan informasi tersebut.
“Saat berusaha menenangkan massa, kami diserang dengan batu yang dilemparkan kepada anggota hingga kami memberikan tembakan peringatan untuk memukul mundur namun tak diindahkan dan massa semakin berulah sampai membakar beberapa bangunan ruko,” ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa hingga saat ini Personel Polres Jayawijaya bersama BKO Brimob yang dibantu personel BKO Kodim 1702 Jayawijaya masih berjaga di TKP.
“Untuk kasus ini akan kami selidiki penyebab awal dan siapa saja dalangnya hingga membuat kericuhan, kami juga saat ini masih berupaya menenangkan massa. Untuk kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian ini akan kami dalami,” ucapnya.
Diakhir penyampaiannya, Kapolres Jayawijaya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya suatu informasi apalagi menyebarkan isu yang belum pasti kebenarannya karena hal itu bisa berdampak kepada masyarakat luas dan menyebabkan kerugian bagi diri sendiri serta orang lain. (hia/aag)
Load more