Elisa Sugito Menekankan Arti Pentingnya Nikel Indonesia di Forum Bedah Buku di Pontianak

Jakarta, tvOnenews.com - Salah satu pakar hukum perdagangan internasional  Elisa Sugito mengadakan forum bedah buku Nikel Indonesia: Kunci Perdagangan Internasional.

Kegiatan digelar di Kluwiland Pontianak, Senin 27 November 2023 dalam rangka semarak Kongres HMI ke XXXII.

Forum bedah buku tersebut dihadiri juga Dr. Syarifah Ema Rahmaniah selaku Ketua Jurusan Sosiologi dan FISIP Universitas Tanjungpura.

Kemudian Muh. Jusrianto, M.Si selaku Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI sekaligus Kandidat Ketua Umum PB HMI.

Vidiel Tania Pratama, ST.,MM selaku Ketua Bidang Digitalisasi dan Inovasi PB HMI sekaligus Kandidat Ketua Umum PB HMI.

Terakhir, A. Ikram Rifqi,SKM.,M.Sc. selaku Ketua Umum HMI Badko Sulselbar sekaligus Kandidat Ketua Umum PB HMI.

Forum bedah buku ini selain diadakan untuk ikut memeriahkan semarak Kongres HMI ke XXXII di Pontianak.

Namun juga sebagai pembentukan dan pemahaman terkait dengan potensi nikel Indonesia, kebijakan luar negeri yang diambil, dan mengenai status quo nikel Indonesia di perdagangan Internasional.

“Saya melihat bahwa pemahaman terkait dengan potensi dan daya tawar nikel Indonesia di dunia Internasional menjadi isu yang kurang populis di kalangan mahasiswa maupun masyarakat saat ini," katanya.

"Padahal jika kita mencermati lebih jauh, bahwa nikel Indonesia sejatinya memiliki peranan yang sangat krusial terhadap peningkatan pendapatan negara” ungkap Elisa Sugito selaku penulis.

Ia menilai bahwa dengan menjadikan nikel Indonesia menjadi komoditas yang sangat penting saat ini, membuat daya tawar Indonesia menjadi lebih kuat terhadap market share global untuk nikel.

Elisa Sugito juga menjawab mengenai berbagai persoalaan lingkungan yang ditanyakan oleh beberapa peserta forum bedah buku. 

“Persoalaan ekologi terkait dengan kegiatan pertambangan pada umumnya selalu akan memiliki dampak baik langsung ataupun tidak langsung terhadap lingkungan. Jika kita merujuk pada teori ekologi politik yang menilai bahwa keputusan pengelolaan sumber daya alam tidak bisa dipahami hanya dari sudut pandang teknis yang memprioritaskan efisiensi saja. Melainkan harus memperhatikan pola-pola pengembangan sumber daya yang muncul dari interaksi antara sistem alam dan sistem sosial. Jadi pemangku kebijakan jangan juga hanya memikirkan mengenai masalah struktur sosial, tetapi juga memikirkan mengenai struktur ekologinya.” Ujar Elisa lulusan S2 FH UI itu. 

Elisa sugito dalam keterangan akhirnya menatap optimis mengenai nikel Indonesia saat ini yang dia perkirakan Indonesia akan menjadi pemain kunci dalam perdagangan nikel secara global. 

“Saya paham betul mengenai posisi Indonesia, kita bisa lihat dari jumlah cadangan nikel Indonesia saat ini yang kurang lebih 5,2 miliar ton. Namun dengan adanya data ini menunjukan bahwa sebenarnya nikel di Indonesia akan habis dalam beberapa tahun yang akan datang. Oleh karena itu sudah saatmya Indonesia memainkan peranan kunci di perdagangan internasional, meskipun saya kira kenapa baru selarang,“ ucapnya.

Salah satu peserta di forum bedah buku Nikel Indonesia: Kunci Perdagangan Internasional Alam Anugrah Ramadhan menilai bahwa bedah buku ini dapat pemahaman kepadanya terkait daya tawar nikel Indonesia. 

“Forum bedah buku ini membuka pikiran saya terkait dengan produksi nikel dan daya tawarnya di international market dengan melihat pada kebutuhan nikel dunka yang begitu besar,” ujar mahasiswa asal Jakarta itu. (ebs)