Kutai Barat, tvOnenews.com - Beredarnya video yang viral di media sosial baru-baru ini tentang penganiayaan yang dilakukan oleh ajudan Bupati Kutai Barat (Kubar) terungkap identitas sang ajudan. Ia diketahui personel aktif TNI AD yang berdinas di Kodim 0912/Kutai Barat berinisial DN.
Kapendam VI/Mlw, Kolonel Kav Kristiyanto yang dimintai keterangan di tempat terpisah menyatakan bahwa video tersebut merupakan berita benar.
"Ya, itu merupakan personel TNI AD aktif yang berdinas di Kodim 0912/Kbr," katanya.
Kronologi kejadian berawal dari rombongan kendaraan Bupati Kutai Barat yang meminta ijin untuk mendahului, diawali dengan bus yang memberikan jalan untuk rombongan Bupati yang berjumlah 2 mobil dan kemudian di jarak 50 meter di depan rombongan terdapat 2 truk tangki CPO (buah kelapa sawit).
Sopir Bupati dengan jarak tersebut telah mengisyaratkan kendaraan truk tersebut untuk meminta jalan, namun truk tersebut tidak memberikan jalan, kemudian ajudan Bupati membuka kaca jendela untuk mengisyaratkan truk memberikan jalan, namun truk mencoba masuk dan hampir menabrak kendaraan yang ditumpangi Bupati, sontak ajudan Bupati turun dari kendaraan untuk menyuruh supir tangki tersebut turun dan minta maaf.
Namun supir tangki tersebut tidak mau turun dan kemudian ajudan yang terbawa emosi tersebut memaksa turun supir tangki dengan menarik tangan supir dan menendang supir tersebut. Kemudian Bupati Kubar melerai ajudan dan sopir tangki tersebut.
Kapendam VI/Mlw menegaskan bahwa saat ini personel Kodim 0912/Kbr berinisial DN yang diminta bantuannya menjadi ajudan Bupati Kubar oleh Bupati tersebut dinonaktifkan dari ajudan Bupati Kutai Barat dan meminta maaf atas kejadian tersebut serta bertanggung jawab terhadap pengobatan atas luka dari penganiayaan tersebut serta oknum Prajurit TNI AD tersebut sedang menjalani proses hukum di Denpom Samarinda.
Sementara itu, Bupati Kutai Barat FX Yapan menyampaikan permintaan maaf atas kasus pemukulan yang dilakukan ajudannya terhadap sopir truk pengangkut minyak sawit mentah di kawasan Kinong, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Rabu (20/12).
Aksi pemukulan yang dilakukan ajudan bupati Kutai Barat itu terekam kamera telepon pintar warga dan diunggah ke media sosial hingga kemudian menjadi viral.
"Karena itu, saya atas nama pribadi, keluarga, Pemerintah Kutai Barat, dan atas nama ajudan saya minta maaf karena suatu hal yang tidak seharusnya terjadi," ucap Yapan dalam konferensi pers di Kantor Bupati Kutai Barat, Barong Tongkok, Kamis.
Menurut Bupati Yapan, kejadian pemukulan itu berawal saat rombongan mobil yang ditumpanginya bertemu konvoi lima truk pengangkut minyak sawit mentah.
Rombongan mobil Bupati Yapan dalam perjalanan pulang kampanye dari Kecamatan Jempang dan menggunakan mobil pribadi tanpa pengawalan protokoler.
Truk pengangkut minyak sawit mentah (CPO) berkapasitas 15 ton atau 20 ton adalah kendaraan besar, panjang, dan lebar.
Sopir tidak serta merta melihat kendaraan lain di belakangnya apabila hanya mengandalkan kaca spion. Karena ukurannya juga dan lebar jalan hanya enam meter, tidak mudah bagi mobil rombongan bupati Kutai Barat menyalip truk CPO.
Saat memasuki Simpang Damai, rombongan mobil Bupati Yapan meminta jalan kepada truk-truk angkutan CPO tersebut. Empat truk memberi jalan dengan sedikit menepi, namun truk terakhir yang dikemudikan Andri Rahman tetap melaju seperti awalnya menggunakan seluruh badan jalan.
Sopir mobil Bupati Yapan melambaikan tangan ke pengemudi truk CPO sebagai tanda minta jalan, selain juga karena di belakang rombongan ada mobil ambulans.
Kemudian mobil bupati tetap berusaha mendahului. Saat itu juga dari arah berlawanan muncul sebuah bus.
"Pas mau masuk (Jembatan) Kinong ada bus dari depan, lalu si Daniel (ajudan) melambaikan tangan supaya truk CPO memberi jalan, sementara bus sudah berhenti. Tapi, begitu kami mau masuk menyalip, dihajarnya lagi. Hampir digulung (ditabrak) dia," kata Yapan.
Maksud Yapan mengatakan "dihajarnya" adalah truk CPO tidak mengurangi kecepatan dan tetap di jalurnya sehingga membuat mobil yang dinaiki Bupati Yapan keluar jalur dan berhenti. Truk CPO yang dikemudikan Andri Rahman juga berhenti.
Lalu ajudan serta Bupati Yapan ikut turun ingin menegur sopir truk CPO. Tetapi, saat ditegur, menurut Yapan, sopir truk CPO malah juga marah-marah.
Ajudan bupati emosi dan meminta sopir truk CPO turun dari kendaraannya hingga kemudian terjadilah penganiayaan tersebut.
"Karena Daniel ini emosi akhirnya terjadilah sesuatu yang tidak kita inginkan. Saya juga keluar melerai terus ada kemenakan saya juga keluar melerai. Tapi, dia sempat ditendang Daniel (ajudan). Kalau sampai terjadi (kecelakaan) nggak ketemu kita hari ini," ujar Yapan.
Meski begitu, Yapan mengaku kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan menandatangani surat pernyataan damai pada Kamis pagi.
Di sisi lain, meski sudah saling memaafkan, pemberitaan media massa atau tanggapan warganet di media sosial masih ramai dengan kejadian tersebut.
Aksi pemukulan yang disebut Bupati Kutai Barat FX Yapan karena emosi tersebut, disebut sejumlah media sebagai "aksi barbar" atau "penganiayaan".
Dalam video yang beredar itu memang tampak seorang pria berbaju merah menendang dan menarik paksa sopir truk, sementara si sopir hanya tampak pasrah dan tidak melawan.
Di Balikpapan, para jurnalis mengonfirmasi kasus penganiayaan yang dilakukan ajudan bupati Kutai Barat terhadap sopir truk CPO itu kepada Kapolda Kaltim Irjen Polisi Nanang Avianto.
"Kasusnya sudah ditangani Polres Kubar," kata Kapolda. (ama/ebs)
Load more