Jakarta - Peneliti Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menemukan satwa langka berupa burung paruh katak (Podargidae) di Pulau Curiak yang menjadi Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah “Sutarto Hadi“ di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.
Diakui dia, setelah lima tahun melakukan penelitian di kawasan stasiun riset baru pertama kali melihat burung paruh katak yang berwarna bulu coklat atau keabu-abuan--supaya tidak mudah terlihat oleh pemangsa.
"Sebelumnya saya pernah melihat di kebun binatang di Australia, tapi ukurannya lebih besar," ungkapnya.
Berdasarkan hasil observasi secara morfologi, kata Amel, spesies burung Batrachostomus mixtus. Menurut literatur, burung yang populer dengan istilah "frogmouth" tergolong hewan nokturnal atau beraktivitas malam hari dan bersifat endemik di Kalimantan yang hidup di dataran hutan rendah, salah satunya hutan bakau.
Amel menyebut sebagian besar burung pemakan serangga sering beraktivitas pada siang hari (diurnal). Sedangkan burung pemakan serangga yang aktivitasnya di malam hari jumlahnya hanya dua suku seperti burung cabak (Caprimulgidae) dan burung paruh katak.
Sementara Ferry F. Hoesain, praktisi Wildlfe Conservation dari Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia mengatakan burung paruh katak masuk dalam daftar merah Lembaga Konservasi Internasional IUCN dengan status “Near Threatened" (hampir terancam punah) karena keberadaannya di alam liar terus terjadi penurunan populasi.
Load more