Samarinda - Pelajar asal Polandia Maria Majewska tampak percaya diri mengenakan seragam SMA putih abu-abu layaknya pelajar SMA di Indonesia.
Maria difasilitasi Pemprov Kaltim untuk melihat langsung calon ibu kota baru Indonesia dalam kegiatan nasional peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Remaja berusia 18 tahun yang sekarang sedang belajar di SMK TI Airlangga Samarinda itu bertemu dengan pemuda pemudi yang datang dari 34 provinsi di Indonesia.
Mereka hadir dengan pakaian dan adat budaya yang berbeda, namun bersatu padu dalam semangat Sumpah Pemuda.
"Ini pengalaman yang hebat bagi saya. Di Polandia semua sama. Agama dan budaya sama. I think will be great experience for me, to see all this group, because it some new for me. Im really excited," ucap Maria Majewska dalam keterangan resmi di Samarinda, Minggu.
Di Samarinda, Maria Majewska tinggal bersama keluarga muslim. Maria sendiri nonmuslim. Dia juga melihat di lingkungan sekolah terdapat beberapa agama lain. Dia mengaku salut karena toleransi hidup di Indonesia sangat luar biasa.
"Agama memang berbeda. Tapi nilai-nilai yang diajarkan sama," ujar Maria Majewska dalam bahasa Indonesia.
Maria akan kembali ke Polandia pada 9 November nanti, setelah genap belajar selama tiga bulan di Samarinda. Lantas kesan terbaik apa yang akan ia bawa ke Polandia dari Samarinda.
"Budaya salim (cium tangan). Saya akan bawa budaya salim ke Polandia," yakin Maria Majewska.
Menurut dia, budaya salim ini tidak ada di Polandia. Padahal, kata dia, salim adalah bentuk nyata sebuah respek kepada orang tua, guru, kakak, atau orang yang dianggap tua.
Maria sendiri setiap hari selalu mendapat salim dari anak-anak sang pemilik rumah yang masih kecil-kecil saat hendak berangkat ke sekolah.
"Awalnya saya kaget. Saya tidak tahu itu apa. Tapi lama-lama, saya jadi terbiasa. Ini semacam respek dan penghormatan kepada yang lebih tua. Saya suka, karena itu, budaya salim ini akan saya bawa ke Polandia," tegasnya.(ant/muu)
Load more