Kotawaringin Timur, Kalteng - Para Damang Kepala Adat yang menjadi pimpinan masyarakat adat di kecamatan, diminta untuk menjaga wilayahnya dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai atau bertentangan dan adat-istiadat hidup suka Dayak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
"Sekarang kita sudah masuk di era globalisasi. Pengaruh budaya asing dengan mudahnya masuk ditempat kita. Budaya luhur yang menjadi identitas kita suku dayak seperti solidaritas antar sesama, gotong-royong, dan saling tolong-menolong sekarang sudah mulai luntur akibat terkikis oleh masuknya budaya asing," kata Bupati Halikinnor, dalam sambutannya, saat acara pelantikan dan pegukuhan 7 Damang Kepala Adat, Jumat (5/11/2022).
Menurut Halikinnor, persoalan masuknya pengaruh budaya asing ini adalah salah satu tugas masing-masing damang, untuk menangkalnya. Dan ini tentunya merupakan sebuah tugas yang berat.
Namun dengan falsafah huma betang yang kita miliki, sambung Halikin, tentunya persoalan yang berat ini nantinya pasti bisa diatasi. Sinergisitas dengan semua pemangku kebijakan di kecamatan masing-masing adalah salah satu kunci keberhasilan mengatasi persoalan ini.
"Saya harap, semua damang bisa terus melakukan kordinasi dengan pimpinan kecamatan, pimpinan desa dan pimpinan lembaga-lembaga lainnya yang sesuai dengan hirarki lembaga adat lainnya yang ada. Damang merupakan mitra stategis pemerintah dalam membangun sumber daya manusia di daerah ini," tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Halikinnor, juga menyampaikan kabar gembira untuk para damang, yaitu setiap tahun akan membantu biaya operasional damang sebesar Rp15 juta per wilayah kedamangan. Diharapkan bantuan operasional ini mampu meningkatkn kinerja damang.
Sementara 7 damang yang baru saja dilantik adalah mereka yang terpilih dalam pemilihan damang di Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, Bukit Santuai, Tualan Hulu, Teluk Sampit, Kotabesi, dan Kecamatan Cempaga.
Load more