Bali, tvOnenews.com - Setelah melakukan pencarian selama tujuh hari, Tim SAR gabungan memutuskan mengentikan operasi SAR terhadap 9 Anak Buah Kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 di Perairan Samudra Hindia yang hingga kini masih belum ditemukan. Dihentikannya operasi pencarian 9 ABK di hari ke tujuh tersebut sudah sesuai dengan Undang-undang Nomor 29, Tahun 2014.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) Gede Darmada mengatakan, Basarnas sebagai institusi pemerintah yang diberikan tugas sesuai amanat Undang-undang Nomor 229, Tahun 2014, ditugaskan salah satunya memberikan bantuan terhadap kecelakaan kapal.
"Kami dibantu oleh semua unsur, semua stakeholder termasuk relawan dan masyarakat berupaya membantu mencari. Seperti apa yang diamanatkan Undang-undang kami juga dibatasi. Sekiranya, tanda-tanda tidak ditemukan dalam operasi sar itu saya selaku koordinator operasi sar diberikan kewenangan untuk menghentikan operasi tersebut," kata Darmada, saat konferensi pers di Dermaga Pasiran Pelabuhan Benoa, Bali.
Meski operasi pencarian telah dihentikan, pencarian tetap dapat dilanjutkan kembali apabila terdapat laporan dari kapal yang melintas di TKP dan menemukan tanda-tanda korban. Pihak SAR Bali tentunya akan segera membantu melakukan evakuasi.
"Basarnas ataupun institusi pemerintah lainnya bisa berkoordinasi untuk melakukan evakuasi, demikian halnya di sistem kami ada namanya e-broadcasting, itu dikendalikan oleh basarnas command center," ujarnya.
"Dimana kapal-kapal besar yang dilengkapi oleh Automatic Identification System (AIS) terdata di kami, dan dari kantor pusat kami akan share secara otomatis melalui notifikasi. Sehingga nantinya kapal-kapal akan mendapat informasi ada kejadian di suatu tempat, upaya-upaya itu sudah kami lakukan, mudah-mudahan kedepannya bisa membuahkan hasil," ujarnya.
Sebelumnya pencarian dilakukan Tim SAR gabungan dengan mengerahkan kapal SAR KN Arjuna 229 dibantu oleh dua Kapal Motor (KM) Bahari Nusantara dan Bahari Nusantara 25.
Faktor cuaca yang tidak bersahabat menyulitkan proses pencarian dengan kondisi gelombang di Selatan Bali atau Samudra Hindia yang saat ini kecepatan angin mencapai 20 hingga 25 knot dan gelombang rata-rata mencapai empat meter.
"Sembilan korban masih dalam pencarian, dan dua kapal (Bahari Nusantara) masih melakukan pencarian saat ini dan rencana besok kita memberangkatkan lagi KN SAR Arjuna. Karena, malam sangat tidak memungkinkan dan tidak efektif. Jadi kami mempertimbangkan ABK dan kru di kapal juga," kata Darmada, di Dermaga Pasiran Pelabuhan Benoa, Bali.
Ia juga menyebutkan, untuk area pencarian para korban sudah diperluas sejak tadi hingga 100 Nm. Selain itu, seluruh ABK saat kapal terbalik tidak menggunakan alat keselamatan.
"Informasi dari kapten (KM Linggar Petak 89) yang selamat dan (ABK) yang meninggal kapal itu hampir semuanya tidak menggunakan alat keselamatan. Sehingga, kami masih berspekulasi untuk berupaya mencari korban dalam kondisi selamat. Tapi upaya-upaya pencarian akan tetap dilakukan," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa kapal terbalik karena dihantam ombak dan diperkirakan gelombang di Selatan Bali atau sudah masuk Samudera Hindia ini, rata-rata mencapai empat meter.
"Itu kapal terbalik karena dihantam ombak. Rata-rata gelombang di selatan Bali ini rata-rata empat meter. Di selatan Bali kan sudah Samudra Hindia," sebutnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa lima orang korban yang selamat saat itu berada di atas KM Linggar Petak 89 sebelum terbalik. Sementara, sisanya meloncat dari kapal dan berpegangan kepada bola-bola jaring ikan dan tidak ada yang terjebak di dalam kapal tersebut.
"Informasi dari nahkoda kapal, (ABK) yang meninggalkan kapal tidak menggunakan pelampung hanya berpegangan kepada bola-bola jaring itu. Lima orang yang berada di atas kapal itu yang masih selamat dan lainnya meninggalkan kapal," ujarnya.
"Informasinya, awalnya hanya berpegangan kepada bola-bola jaring, kalau jaring itu biasanya kayak pelampungnya berpegangan pada itu. Semua (korban) meninggalkan kapal tersebut," ujarnya.
Sementara, korban yang selamat dan berhasil dievakuasi :
1.Ariyono Wicaksono,
2. Usnadi,
3. Asep Maulana M,
4. Muhamad Kevin Danuarta
5. Olof Luturmas.
Kemudian, korban meninggal dunia adalah Hadi Supriadi dan 9 ABK yang belum ditemukan.
1.Dana Prasasty,
2. Ryan Perdana Syah Putra,
3.M. Bagas Syaifudin,
4.Sendi Wahyudi,
5.Jaya Rahman,
6.Maman Sulaeman,
7.Candra,
8.Mohamad Jaelani,
9. Indra Pamungkas.
Seperti diketahui, Kapal Motor (KM) Linggar Petak 89, yang merupakan kapal pencari ikan terbalik dan tenggelam di Perairan Samudera Hindia, pada Selasa (28/2).
Kapal dengan Person Over Board (POB)15 orang tersebut diperkirakan tenggelam sekitar pukul 13.00 WITA. (awt/hen)
Load more