Berkaca dari program yang sama di tahun sebelumnya, Lulut melihat sebagian besar pemudik berhenti di Banyuwangi kota, Rogojampi, dan Genteng. Namun tak sedikit yang turun di kecamatan lain.
Kemudian, dia melihat antusias warga Banyuwangi tahun ini lebih tinggi, terlihat dari puluhan calon pemudik yang sudah menghubungi pihaknya pada hari pertama pendaftaran. Bahkan warga dari Surabaya, Malang, dan Lumajang, turut bertanya soal mudik gratis tersebut.
Tahun 2022 sebanyak 350 orang diberangkatkan dan saat itu Lulut mengakui bahwa terdapat beberapa kendala seperti pendingin bus yang rusak dan kemacetan akibat arus mudik.
Karena itu tahun ini telah disiapkan bus dengan kualitas yang lebih baik dan disediakan makanan bagi pemudik sebagai antisipasi kemacetan di tengah waktu berbuka puasa.
"Nanti dapat kudapan, umpamanya yang puasa bisa buka puasa, karena pengalaman sebelumnya mengantre di Gilimanuk itu bisa sampai Maghrib baru nyeberang. (Fasilitas) satu bus full pendingin, satu orang satu kursi diusahakan tidak ada yang dipangku," katanya.
Dengan adanya fasilitas tersebut, ia berharap pemudik dapat pulang dan merayakan Idul fitri dengan aman dan nyaman.
"(Dapat) mengurangi angka kecelakaan, saya berharap para pemudik bisa bertemu dengan keluarganya dengan kondisi sehat walafiat. Bisa silaturahmi, sungkem dengan para orang tua dan saudara-saudara di Banyuwangi," ucapnya. (ant/aag)
Load more