Sementara, soal akses di JIS itu cuma ada satu akses ditengah dan diputerin oleh pagar. Kalau terjadi keributan itu bisa berbahaya.
"Kan aksesnya sekarang cuman ditengah itu satu. Nah terus diputeri oleh pagar. Kebayang tidak kalau di dalam pager itu ada keributan atau di depan (pintu) terjadi sesuatu. Kan tidak bisa keluar, artinya musti ada dipecah, nah itulah kenapa perlu dipecahkan jadi empat (akses)," ujarnya.
"Jadi saya tidak berbohong, ini Pak Erick orang pintunya banyak katanya dibilang satu. Loh itu pintu masuknya banyak di stadion, saya ini pernah di Inter Milan jadi tau stadion. Pernah bangun stadion juga," ujarnya.
Selain itu, di sana juga ada keterbatasan akses parkir dari 82 ribu kapasitas parkir yang tersedia baru 1.300 kapasitas parkir dan saat konser band Dewa 19 banyak penonton yang parkir di Ancol.
"Di situ ada keterbatasan parkir, 82 ribu kapasitas parkir yang hari ini (ada) 1.300. Kemarin, waktu konser Dewa banyak yang parkir di Ancol (itu ada) kerjasama. Berarti kan ada potensi lahan parkir di Ancol yang besar tetapi kita perlu cari jalan keluar, apa perlu dibangun jembatan penyeberangan yang dari Ancol menuju stadion sepakbola," ujarnya.
"Nah itu ada bolong lagi, supaya orang bisa lari ke sana kalau jalan. Lalu ada lagi, misalnya dibilang, tapi ini kendaraan umum. Lah, kalau kendaraan umum jalannya hanya muter di situ itu akan bahaya. Ingat tidak waktu Gelora Bung Karno itu kan aksesnya dibuka semua. Karena itu, salah satunya yang dibelakang itu kan ada tempat jalan yang bisa menuju jalan tol, itu juga mau disambungkan ke jalan tol, supaya bisa naik. Yang kereta api akses keempat ini yang perlu waktu, yah makannya dibangun sementara," ujarnya. (awt/gol)
Load more