Denpasar, Bali - KM Sanjaya 86 yang dikabarkan hilang kontak di perairan selat Bali, sampai saat ini belum ditemukan. Basarnas Bali (Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar) menghentikan, karena sampai dengan saat ini tidak ada terlihat tanda-tanda keberadaannya, Senin (31/7).
Tercatat pula bahwa kapal membawa 16 orang, diantaranya 1 nahkoda, 1 kepala kamar mesin, 1 muslim, 1 masinis dan 12 kelasi. Kapal bergerak dari Pelabuhan Benoa hendak menuju Ground Fishing.
Basarnas Bali menerima laporan awal pada tanggal 22 Juli 2023 dari agen kapal, PT Sentral Benoa Utama melalui pesan singkat. Dalam laporannya disebutkan bahwa kapal mengalami kebocoran, namun laporan tersebut berubah, dalam perkembangannya pihak agen menyatakan kapal dihantam gelombang.
Basarnas Bali berkoordinasi dengan VTS Benoa untuk memapelkan tentang adanya kapal hilang kontak di sekitar Selat Bali kepada kapal-kapal yang melintas area tersebut. Sementara itu petugas siaga terus menggali informasi dari beberapa pihak terkait diantaranya SROP, Syahbandar, Polair, dan KSOP. Kondisi cuaca pada saat kejadian memang tidak bersahabat. BMKG menyatakan untuk wilayah perairan itu gelombangnya dikategorikan tinggi, yakni antara 2,5 hingga 4 meter.
Dalam upaya pencarian PT Sentral Benoa Utama telah menggerakkan KM Sanjaya 18 dan KM Sanjaya 98, serta pemantauan udara dengan menggunakan Fly Bali. Namun upaya tersebut tidak mendapatkan hasil. Petugas tidak menemukan sedikitpun tanda-tanda seperti puing-puing kapal, barang-barang yang mudah mengapung ataupun ceceran bahan bakar. Selanjutnya Basarnas Bali kembali berkomunikasi dengan VTS Benoa, Basarnas Surabaya, Basarnas Mataram, akan tetapi belum juga mendapat titik terang.
"Untuk saat ini kami belum bisa menggerakkan KN SAR Arjuna 229 karena masih dalam kondisi perbaikan, sehingga kami maksimalkan koordinasi dengan unsur SAR lainnya juga Basarnas Pusat untuk memperkirakan kemungkinan lokasi-lokasi terduga," terang Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya.
Load more