"Padahal di situ, tempat kerumunan wisatawan yang membawa rezeki. Tapi pantainya jorok, pohonnya tidak tertata rapi, juga pedagangnya tidak dirapikan, pagarnya aduh, serba-serba kacau. Tapi apa yang terjadi, jelek pun dikunjungi wisatawan, mau juga dia (wisatawan) keluyuran di situ. Apalagi kalau ditata, itu loh maksud saya," lanjutnya.
Gubernur Koster menyatakan, harusnya ditata rapi. Mulai trotoarnya, tamannya, pedestriannya, dan juga drenasenya. Sehingga indah dan bersih dan itu harus dilakukan agar lingkungan indah.
"Rapikan dia, trotoarnya, tamannya, pendestriannya, drenasenya semuanya. Jalannya semua, harus indah bersih, rapi, mesti begitu. Itu yang harus diciptakan sama-sama," ujarnya.
Ia juga kembali menyatakan, bahwa untuk di Pantai Kuta kacau, sampah berserakan. Sementara, untuk wilayah Ubud dan Sanur menurutnya sedikit rapi walaupun belum maksimal.
"Coba saja lihat di Pantai Kuta itu, ampun. Saya lihat aduh, berserakan kayak gitu. Ubud agak rapian sedikit, Sanur agak rapian sedikit, tapi belum mencapai titik yang menurut saya sih kalau nilai enam belum mencapai pada angka delapan dan sembilan gitu, wah gitu, belum, itu belum," ungkapnya.
Ia juga menyatakan, bahwa kedepannya tempat atau destinasi wisata di Pulau Bali harus dibenahi, sehingga menjadi daya tarik yang indah, bersih dan hijau.
"Jadi ini harus mesti dibenahi, jangan cuma hotel yang bagus, jangan cuma kulinernya yang bagus, kerajinan yang bagus, bukan hanya itu. Tapi ekosistem, keseluruhannya harus diciptakan," ujarnya.
Load more