Badung, tvOnenews.com - Menyikapi tingginya angka kasus bunuh diri di Bali, sebuah perkumpulan yang menamakan diri Yayasan BISA Helpline hadir untuk memberikan pelayanan dan motivasi untuk mencegah seseorang bunuh diri.
Menurut Ketua Yayasan BISA Helpline I Wayan Eka Sunya Antara, awalnya layanan ini hadir dengan dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, untuk memenuhi kebutuhan di area Bali dengan beragam komunitasnya.
"Layanan Yayasan yang kami bentuk ini semula diperuntukan untuk di area Bali saja dan sempat ragu apakah ada yang mengakses layanan. Namun setelah beberapa hari terbentuk, ternyata pengguna layanan in cukup tinggi sempat mencapai 1900 orang perharinya,” ujar Eka.
Meski pada 2022 lalu layanan ini sempat diberhentikan karena tingginya pengguna layanan ini dan minimnya sumber daya relawan dan terbatasnya teknologi, akhirnya kini kembali beroprasi dan berubah nama dari LISA menjadi BISA HELPLINE dengan format yang lebih baik, yang tidak hanya melayani masalah pencegahan bunuh diri, namun juga berbagai keluhan mental dan emosional melalui media pesan instan singkat, pesan suara, hingga telepon.
Dan untuk memenuhi sumber daya relawan yang masih minim, Yayasan BISA Helpline bermitra dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) untuk melatih para relawan agar memiliki kapasitas untuk menolong seraya menjaga kesejahteraan dirinya. Pelatihan diselenggarakan secara hybrid dalam dua bahasa, sesuai kebutuhan pengguna BISA Helpline. Pelatihan berlangsung sebanyak tiga sesi yang dimulai pada 20 Agustus 2023 lalu hingga saat ini.
Menurut Ketua Seksi Psikiatri Komunitas, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Koordinator Modul Pelatihan BISA Helpline, dr. Gina Anindyajati SpKJ, dalam pelatihan tersebut, selain mempelajari teori, juga dilakukan sesi praktik dan penugasan agar semakin mengasah keterampilan para relawan untuk membantu di saat krisis.
ADVERTISEMENT
Advertnative
ADVERTISEMENT
Anymind
ADVERTISEMENT
Geniee
Load more