Denpasar, tvOnenews.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi maraknya aksi bule yang sempat membuat gaduh di Bali.
Hal tersebut diterangkan Deputi Pemasaran Kementrian Pariwisata Ni Made Ayu Marthini di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
"Di dalam Buku Dos And Don'ts tersebut sudah ada panduan bagaimana mereka berkelakuan yang baik selama di Bali, contohnya ketika sedang berkendara di Bali, mereka harus punya SIM dan kelengkapan berkendara,” kata Deputi Made Marthini.
Menurut Deputi Kemenparekraf, memang kejadian yang kurang mengenakkan yang dilakukan para wisatawan di Bali tidak hanya terjadi di Bali saja, namun hal serupa juga terjadi di beberapa kawasan wisata yang ada di dunia, pasca Covid19 melanda dunia.
"Untuk mengurangi kejadian WNA yang berbuat gaduh di Bali dibutuhkan sosialisasi lebih maksimal untuk menyebarkan buku panduan Dos And Don'ts yang telah disiapkan Pemerintah. Rencananya sosilisasi akan lebih diperbaiki dan akan terus diupayakan, baik itu dari Online dan Travel Agent serta Asosiasi Perhotelan yang ada di Bali. Agar para wisatawan semakin paham larangan-larangan yang harus mereka taati selama berlibur," terang Marthini.
Untuk itu pemerintah sangat terbuka jika ada masukan dari kalangan pelaku pariwisata di Bali, untuk membantu memberikan solusi untuk menjadikan Bali sebagi kawasan wisata yang nyaman untuk dikunjungi.
Load more