Badung, tvOnenews.com - Potensi serangan terorisme di Indonesia rupanya masih ada dam dibenarkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Komjen. Pol. Rycko Amelza Dahniel.
Komjen Rycko menerangkan, indikasi perubahan serangan terorisme terlihat selama tahun 2018 hingga 2023, dimana para terorisme merubah serangan mereka yang awalnya menggunakan serangan terbuka kini menggunakan serangan gerakan bawah tanah secara sistematis.
"Potensi ancaman itu selalu ada. Potensi ancaman serangan terbuka memang terus menurun saat ini, dari 2018 sampai 2023 ini, menurun terus. Tapi bukan artinya ancaman itu sudah tidak ada lagi," ujarnya.
"Ancaman itu, sekarang sudah lebih banyak berubah, dari serangan terbuka menjadi proses gerakan bawah tanah yang sistematis. Melakukan proses rekrutmen melalui radikalisasi secara online dan offline. Kemudian melakukan pengumpulan dana, memperkuat sel-sel seperti itu," lanjutnya.
Maka untuk mengantisipasi hal tersebut, yang harus dilakukan adalah membangun
public awareness atau kesadaran publik tentang bahaya dari ideologi radikalisme tersebut.
"Yang saat ini sudah melakukan perubahan dari pola serangannya, dari serangan terbuka menjadi serangan bawah tanah. Kemudian keikutsertaan publik memahami, sehingga kita memiliki daya cegah, daya lawan, dan daya tangkal terhadap ideologi kekerasan ini, dari semua kalangan terutama generasi muda, para perempuan, anak-anak dan remaja," ungkapnya.
Load more