"Kita bisa berhasil, karena keputusan bersama-sama memberikan vaksin gratis kepada masyarkat Indonesia, di negara lain tidak gratis, memberikan pengobatan secara gratis, obat gratis. Sehingga, kita bisa menyelamatkan lebih banyak lagi masyarakat Indonesia dibandingkan banyak negara lain," lanjutnya.
Ia membayangkan, jika saat itu atau pada Pandemi Covid-19 masih terjadi perpecahan politik tentu tidak akan selesai soal Pandemi Covid-19.
"Kebayang tidak, kalau kita masih terpecah beda pilihan dalam menghadapi covid. Jadi, tadi saya cuma lihat sinyal dari Allah, dari Tuhan karena beliau-beliau bersatu sebelum covid. Jadi, saya merasakan itu sebagai individu, bagaimana juga saya kehilangan saudara, saya rasa ini solusi dan saya rasa ini bagus," ungkapnya.
Kemudian, yang kedua Erick Thohir menyatakan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat kepada Presiden Jokowi masih 88 persen dan tidak ada pemimpin dunia yang memiliki rating atau peringkat seperti itu.
"Bapak Presiden kita, Bapak Jokowi tingkat kepercayaan publiknya masih 88 persen, pemimpin dunia mana yang punya rating seperti itu. Beliau (Presiden Jokowi) manusia, pasti ada kekurangan, kita di sini juga banyak kekurangan, saya apalagi kekurangannya banyak. Tapi yah kita melihat beliau masih figur yang luar biasa, membawa bangsa kita di dalam situasi pertumbuhan ekonomi yang baik," ujarnya.
Ia juga mencontohkan, bahwa saat ini banyak yang mengkritik soal harga pangan mahal tetapi kalau melihat tingkat inflasi Indonesia saat ini 2,6 persen. Padahal menurutnya harga mahal itu terjadi karena beberapa faktor.
"Contoh, banyak yang kritik harga mahal, orang inflasi kita 2,6 persen yang namanya harga pangan, ya kadang-kadang mahal, kadang-kadang murah, situasi tergantung, ada perang Ukraina, bagaimana penindasan di Gaza, kemarin ada laut merah, logistik terganggu, iya bisa bisa mahal, gituloh," ujarnya.
Load more