Ia bersama tiga saudarinya sudah mengantre sejak pukul 11.00 Wita untuk mengikuti tradisi itu.
Sebagai peziarah yang baru pertama kali mengikuti prosesi Semana Santa, ia tertarik dengan cerita-cerita yang ia dengar tentang prosesi itu.
Ia pun memberanikan diri mengikuti prosesi dengan membawa ujud dan intensi khusus.
"Saat masuk ke sana, saya merinding. Inginnya lama-lama, lalu setelah mencium, saya merasa lega karena ujud yang selama ini terpendam sudah tersampaikan," ucapnya.
Peziarah lain, Birgita (60) yang datang dari Kabupaten Manggarai juga tertarik untuk mengikuti prosesi Semana Santa 2024.
Ia pernah mengikuti prosesi serupa pada tahun 2010, namun tetap memiliki kerinduan yang sama untuk hadir lagi di Kota Larantuka.
Birgita pun menjadikan momentum Semana Santa ini sebagai "bale nagi" atau pulang ke kampung halaman karena ia berasal dari Pulau Solor.
Load more