Ia menuturkan, bahwa almarhum Putu Satria adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dalam kesehariannya Putu Satria pandai bergaul, sehingga teman-temannya sangat banyak dan anak yang penurut serta tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh.
"Dia kesehariannya kalau bergaul sangat bagus dan temannya sangat banyak kalau di rumah. Dan tidak pernah aneh-aneh karena memang dia tujuannya sekolah di kedinasan, artinya bagus secara pribadi," ujarnya.
"Dan dia mempersiapkan dirinya hal-hal yang bagus karena dia cita-citanya begitu. Dia memang sukanya sekolah kedinasan, dia yang mana saja sekolah kedinasan yang pas untuk kemampuan dia memang suka," ujarnya.
Sebelumnya, mahasiswa Sekolah Ilmu Tinggi Pelayaran (STIP) bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) tewas setelah dianiaya seniornya berinisial TRS (21). Polisi menjelaskan kronologi kejadian penganiayaan tersebut.
Mulanya pihak polisi menerima laporan pengaduan dari keluarga korban. Kapolres Jakarta Utara (Jakut) Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan bahwa dalam laporan tersebut terdapat kejanggalan dari kematian korban.
"Jadi kami menerima laporan pengaduan setelah jenazahnya dibawa ke RS Tarumajaya, kemudian seorang keluarganya mendapatkan informasi bahwa korban telah meninggal dunia, karena ada luka lebam di bagian perut di uluh hati," kata Gidion dalam konferensi pers di Polres Jakarta Utara, Sabtu (4/5). (awt/gol)
Load more