Hasil bumi berupa kelapa dan pisang yang dibawah, lanjut Erwin mengisahkan, dipasarkan oleh para dosen dan karyawan dan uang dari hasil jualan tersebut digunakan untuk membayar uang kuliah.
"Kebijakan ini sebagai langkah kampus untuk meringankan beban orang tua dalam mengatasi biaya kuliah," tegasnya.
Selain itu, lanjut Erwin, di kampus Muhammadiyah Maumere, ada kebijakan biaya gratis kuliah bagi mahasiswa yang berstatus anak yatim dengan jumlah biasa semesteran sebesar Rp 3.510.000 per semester.
"Di kampus ini sebagaian besar mahasiswanya Katolik. Jadi bea siswa ini tidak saja untuk mahasiswa yang muslim. Kalau yang muslim ada beasiswa tahfix Quran, minimal dua juzz itu bebas SBP," tambah Erwin.
Sementara itu, Asmia Fransiska, salah satu alumi yang kini menjadi staf rektorat mengaku, selama kuliah dirinya membayar biaya perkuliahan dari hasil tenun ikat selendang yang dibuat sang kakak.
"Saat mama saya meninggal, kaka saya yang membiayai dengan menjual selendang hasil tenun ke kampus hingga saya tamat kuliah," kisahnya.
Saat ini untuk menampung hasil bumi dari mahasiswa, pihak kampus akan menyediakan tempat sebagai sarana UKMK guna menjadi sarana mengolah dan memuaskan hasil bumi maupun tenun ikat agar dapat membantu mahasiswa dalam mengatasi biaya perkuliahan. (ofk/frd)
Load more