“Gampang membedakan pangkalan resmi Pertamina, kalau harganya sudah di atas Rp18.000, itu sudah bukan pangkalan resmi. Kembali bahwa itu pilihan masyarakat, namun kalau sudah kelewatan ambil untungnya ya jangan dibeli. Semakin senang oknum pengecer yang menaikkan harga kalau dibeli,” imbuhnya.
Kebutuhan LPG untuk wilayah Bali secara keseluruhan disuplai dari 16 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PSO dan 4 SPPBE NPSO dan disalurkan melalui 112 Agen LPG PSO dan 22 Agen LPG NPSO.
“Di Provinsi Bali saat ini terdapat 3.716 pangkalan yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten. Jadi di tiap desa sudah terdapat minimal tiga hingga empat pangkalan LPG. Di kota maupun kabupaten, di kota sudah minimal lima pangkalan LPG per desa. Jadi tidak ada alasan kesulitan mencari pangkalan resmi dan masyarakat bisa semakin menjangkau HET Rp18.000 dengan mudah,” ujar Ahad. (awt/far)
Load more