Denpasar, tvOnenews.com – Momentum Pilkada akan kembali berlangsung di Bali bulan Oktober 2024 nanti. Pilkada akan digelar secara serentak di tingkat provinsi dan 9 kabupaten/kota di Bali. Secara teknis maupun politis, tentunya akan menciptakan kerumitan tersendiri. Namun demikian, sudah semestinya Pilkada tak hanya dimaknai sebagai prosesi persaingan dan pergantian kekuasaan.
Event ini akan jauh lebih bermutu bila memiliki muatan untuk melakukan refleksi dan evaluasi atas perjalanan kepemimpinan di Bali beserta dampak, serta tantangan yang harus dihadapi di masa depan.
Bali sendiri mewarisi suatu masalah dasar karena terlanjur mengalami ketergantungan pada sektor pariwisata.
Kebijakan di masa lalu dimana akomodasi wisata dipusatkan di Bali Selatan telah menciptakan kesenjangan struktural dengan adanya daerah-daerah yang mengalami ketertinggalan ekonomi.
Di sisi lain, pengembangan pariwisata massal telah menghadirkan fenomena over tourism ditandai dengan paket wisata murah, kemacetan, alih fungsi lahan, sampah, krisis air dan berbagai indikasi lainnya.
Bila terus dibiarkan, Bali seolah justru akan membunuh angsa emas pariwisata yang telah menghidupinya.
Sementara itu, tantangan baru juga muncul di hadapan kita dengan terjadinya perubahan iklim yang dalam skala global akan mempengaruhi perilaku manusia, dengan meningkatnya kesadaran untuk menjaga lingkungan agar tetap berkelanjutan.
Jaringan Nasional Aktivis 1998 sebagai organisasi yang dilahirkan oleh momentum reformasi memandang perlu untuk ikut berkiprah dalam ajang pilkada ini dengan memfasilitasi munculnya gagasan masyarakat agar dapat memaknai kontestasi yang terjadi.
Load more