Denpasar, tvOnenews.com - Pihak kepolisian Polresta Denpasar, Bali, masih mendalami hasil pemeriksaan dari kedokteran forensik dan hasil laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali, terkait tewasnya mantan Bupati Jembrana, Bali, Ida Bagus Ardana (84) dan istrinya bernama A.A. A Sri Wulan Trisna (64).
Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan, penyidik Polresta Denpasar telah mengumpulkan dan mendalami hasil pemeriksaan kedokteran forensik dan hasil laboratorium forensik.
"Jadi nanti dari hasil tersebut akan dikaji lebih lanjut oleh tim penyidiknya untuk mendalami dan memastikan penyebab ditemukan kedua almarhum yang sudah meninggal dunia dan ini sedang didalami," kata Kombes Jansen, di Denpasar, Bali, Kamis (22/8).
Ia juga menyampaikan, usai pihak kepolisian Polresta Denpasar, mendalami hasil pemeriksaan forensik kedokteran dan juga hasil dari labfor nantinya akan diketahui penyebab tewasnya kedua korban.
"Masih didalami dan diproses dan nanti kalau sudah lengkap semua pasti akan diinformasikan. Nanti akan ada waktunya untuk diumumkan, penyebab kematiannya, apakah akibat karena apa dan seterusnya nanti akan diinformasikan. Sementara tahap melengkapi hasil dari kedokteran forensik dan hasil laporan forensik yang sudah ada dan hasil olah TKP juga sedang didalami lagi," ujarnya.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan membenarkan bahwa korban Ida Bagus Ardana merupakan mantan Bupati Jembrana, Bali, periode 1980-1990.
"Infonya demikian (mantan Bupati Jembrana). Penyebab pasti kematian masih dalam penyelidikan lanjut," kata Kombes Jansen saat dikonfirmasi, Jumat (9/8).
Sementara, pihaknya tidak begitu detail memberikan kronologis ditemukan jenazah mantan Bupati Ida Bagus Ardana yang meninggal dunia bersama istri di rumahnya. Tetapi kedua jenazah sudah mengeluarkan bau tidak sedap atau sudah membusuk.
"Kedua korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia di dalam rumahnya yang mana korban Ida Bagus Ardana ditemukan tergeletak deket pintu dapur," ujarnya.
"Sedangkan korban A.A.A. Sri Wulan Trisna ditemukan meninggal terlentang di atas tempat tidur dan kedua jenasah sudah mengeluarkan bau tak sedap dan sudah membusuk," ujarnya.
Sementara, penemuan mayat korban itu di dalam rumah milik korban, di Jalan Gurita 4 Nomor 6, Lingkungan Karya Darma, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, pada Kamis (8/8) sekitar pukul 18:35 WITA.
Kepala Lingkungan Karya Dharma Putu Gede Igar Bramandita mengatakan, mengetahui kejadian itu setelah ditelpon oleh tetangganya sekitar pukul 18:35 WITA dan orang yang pertama kali masuk untuk mengecek ke dalam rumah adalah menantu korban.
"Dari infonya seperti itu (mantan Bupati Jembrana). Jadi tetangga curiga rumah Pak Ardana sudah terkunci selama tiga hari, tidak ada aktivitas dan halaman kotor," kata Bramandita saat ditemui di lokasi, Kamis (3/8) malam.
Kemudian, karena gerbang terkunci dari dalam, maka menantu korban mengecek ke dalam rumah dengan memanjat tembok. Tetapi, saat akan memasuki rumah mencium bau busuk, dan akhirnya menghubungi pihak Pecalang, Babinsa, hingga Polsek Denpasar Selatan.
Lalu sambil menunggu polisi, menantu dan kepala lingkungan dan warga sekitar membongkar kunci gerbang menggunakan gerinda. Lalu Bramandita dan menantu korban masuk untuk mengecek, dan diketahui satu jenazah sudah tergeletak di lantai bagian dapur dengan kondisi membusuk.
"Saya lihat bapaknya di lantai dapur. Kalau luka saya tidak tahu, kayaknya ada sih darah saya lihat. Dan saya lihat dia sudah tergeletak," imbuhnya.
Kemudian, untuk istri diketahui di dalam kamar dalam keadaan terkunci dan saat itu jendela kamar dibuka dan dilihat ada istri korban dan tercium bau busuk.
"Kalau istrinya karena di dalam kamar saya tidak dapat melihat. Pas dibuka jendelanya baunya menyengat," ungkapnya.
Bramandita menjadi kepala lingkungan baru dua tahun dan tidak mengetahui apakah korban selama ini sakit ataupun hal lain yang menjadi kemungkinan penyebab meninggal. Dan saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan di TKP.
"Kebetulan saya baru jadi kepala lingkungan dua tahun terakhir di sini. Dan mungkin (korban) sudah lama di sini. Kalau saya menilai bapaknya ramah dan baik," ujarnya. (awt/hen)
Load more