Ia juga menerangkan, bahwa tidak dipilihnya dirinya mendampingi Wayan Koster agenda kedepannya akan lebih fokus untuk di bidang akademik dan pariwisata di Bali.
"Saya kan backgroundnya orang kampus dan praktisi pariwisata sekaligus kebetulan kalau dilihat dari akademiknya pendidikan saya guru besar di bidang kebudayaan. Tentu dalam hal ini keputusan-keputusan yang dibuat baik keputusan terhadap calon yang diajukan oleh partai tentu mempertimbangkan kondisi masyarakat, fenomena atau realita masyarakat," ujarnya.
"Mungkin di era sekarang bukan lagi penekanan pada pimpinan yang seperti saya. Yang jelas, saya ini kan pilihan, artinya siap ditunjuk untuk mengabdi apapun keputusan Ibu (Megawati) dan sudah tentu ibu mempunyai pandangan yang jauh lebih luas daripada pandangan kami, jadi saya menghargai," ujarnya.
Seperti diketahui, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya mengeluarkan rekomendasinya untuk Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali di Pilkada 2024.
Dibacakan langsung oleh Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, PDIP merekomendasikan petahana I Wayan Koster dan mantan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Keduanya merupakan kader PDIP, Koster menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Provinsi Bali sedangkan Giri Ketua DPC PDIP Kabupaten Badung.
"Dari Provinsi Bali, Dr.I Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta," sebut Hasto dikutip melalui live streaming PDI Perjuangan.
Load more