Karangasem, Bali - Warga kawasan Banjar Adat Sesana Kerta Warsa Jangu di Desa Adat Duda, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, berupaya melestarikan Tari Sanghyang dengan menyelenggarakan pagelaran-pagelaran seni tradisi.
"Kami berupaya untuk terus melestarikan seni dan tradisi budaya seperti Tari Sanghyang, yang merupakan warisan adi luhur dari para leluhur kami," kata Bendesa atau Kepala Desa Adat Desa Duda Komang Sujana pada Minggu (23/1/2022).
"Kami ingin warisan leluhur ini dapat tetap dilestarikan oleh generasi muda... regenerasi sangat penting," ia menambahkan.
Menurut dia, Banjar Adat Sesana Kerta Warsa Jangu memiliki 18 jenis Tari Sanghyang, paling banyak dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Bali.
Tari Sanghyang yang ada di Banjar Adat Sesana Kerta Warsa Jangu meliputi Tari Sanghyang Bojog, Memedi, Tutup, Celeng, Saab, Dongkang, Jaran Gading, Kerek, Dedari, Lelipi, Sri Putut, Kuluk, Teter, Capah, Sampat, Lesung, Sembe, dan Sele Perau.
Menurut Komang Sujana, Tari Sanghyang biasanya dipentaskan sebagai penolak bala saat Usaba Dalem pada rangkaian perayaan Nyepi.
"Ini kami percaya dapat menyeimbangkan alam beserta seluruh isinya, terutama di wilayah ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Karangasem Wayan Astika mengatakan bahwa Tari Sanghyang termasuk jenis tarian klasik Bali, yaitu Tari Wali, yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO.
"Setelah Tari Sanghyang mendapatkan pengakuan dunia, kami nilai masyarakat merasa termotivasi dalam melestarikan seni tradisi ini," katanya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah mendukung upaya pelestarian Tari Sanghyang seperti yang dilakukan oleh masyarakat Banjar Adat Sesana Kerta Warsa Jangu.
"Ini langkah yang luar biasa dan sangat baik dalam upaya memberikan edukasi, meningkatkan kapasitas warga, serta mengenalkan masyarakat umum untuk lebih mengetahui seperti apa Tari Sanghyang itu," katanya. (ant/ito)
Load more