Badung, tvOnenews.com - Ketua DPR RI Puan Maharani membuka pertemuan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Sementara, IAPF merupakan forum parlemen Indonesia dengan negara-negara Afrika yang digelar dalam rangkaian Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 dan High Level Forum on Multi Stakeholder (HLF MSP).
Puan dalam sambutannya menekankan beberapa aspek salah satunya dalam konteks kerja sama antar parlemen Indonesia dan Afrika harus memajukan nilai nilai demokrasi dan menghargai hak asasi manusia dengan menegakkan rule of law.
"Karenanya saya percaya, bahwa pertemuan IAPF ini harus dapat memberi nilai tambah dalam hubungan Negara-negara Afrika dengan Indonesia. Nilai tambah ini akan dicapai jika parlemen dapat memperkuat, dan tidak menduplikasi, kerja sama antar pemerintah," kata dia.
Menurutnya, nilai tambah akan didapat jika kerja sama IAPF berkontribusi mewujudkan aspirasi rakyat di Afrika dan Indonesia untuk menikmati kehidupan yang lebih damai dan sejahtera.
Selain itu, mengingat berbagai krisis di dunia berdampak langsung bagi rakyat di negara Indonesia maka parlemen perlu lebih aktif berkontribusi menyelesaikan berbagai persoalan global. Hal itu, termasuk bahwa parlemen harus mendorong terciptanya perdamaian.
"Saya mendorong kita menolak cara kekerasan. Kita harus mengedepankan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan masalah antar negara. Perang dan konflik adalah pilihan kebijakan yang diambil satu negara.
Di negara demokrasi, parlemen akan berperan menentukan kebijakan suatu negara, apakah akan memulai perang atau menempuh cara damai," ujarnya.
Maka dari itu, parlemen Indonesia-Afrika juga perlu memperjuangkan kemerdekaan penuh rakyat Palestina dan menghentikan perang di Gaza dan juga perang antara Ukraina dan Rusia.
"Termasuk dalam hal ini, kita perlu memperjuangkan kemerdekaan penuh Palestina, menghentikan perang di Gaza, Ukraina, dan berbagai wilayah yang dilanda perang dan konflik," ujarnya.
"Demikian pula, merupakan suatu pilihan, apakah kita akan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan dan bukan zero-sum approach, atau memperkuat multilateralisme, dan bukannya melakukan kebijakan unilateral.
Sebagai wakil rakyat, kerja sama antar Parlemen ini juga dapat menjadi jembatan hubungan antar masyarakat people-to-peope contact antara Afrika dengan Indonesia," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, pihaknya juga mengajak semua untuk menyuarakan aspirasi rakyat yang diwakili agar kemitraan Afrika dengan Indonesia menghasilkan hasil nyata bagi rakyat Indonesia dan Afrika.
"Saya mengajak kita untuk menyuarakan lebih keras, bahwa parlemen akan berada di garda depan untuk memperjuangkan perdamaian dan kesejahteraan di Afrika, di Indonesia, dan di dunia," ujarnya.
Sementara, Menteri Luar (Menlu) Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, bahwa parlemen bukan sekadar badan legislatif, mereka juga berfungsi sebagai jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan publik.
"Izinkan saya untuk berbagi beberapa pemikiran mengenai peran penting parlemen dalam mengatasi tantangan-tantangan ini. Pertama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah kita masing-masing. Perdamaian dan stabilitas merupakan prasyarat pembangunan," ujarnya.
Menurutnya, di parlemen dapat berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam membentuk kebijakan yang responsif, adil, dan efektif, mendukung upaya untuk mengatasi tantangan global yang kompleks saat ini.
"Dalam kasus Palestina, parlemen memainkan peran penting, dengan memanfaatkan jaringan parlemen, untuk memobilisasi tekanan publik internasional untuk mengakhiri agresi dan genosida di Palestina, mendukung bantuan kemanusiaan dan memajukan solusi dua negara," ujarnya. (awt/gol)
Load more