Labuan Bajo, NTT - Cacatua Sulphurea Occidentalis atau yang disebut Kakatua Jambul Kuning hidup di beberapa titik yang tak berpenghuni di Taman Nasional Komodo. Suara khas mereka yang nyaring akan terdengar di siang hari, spesies ini biasa terlihat terbang tinggi di bibir pantai menuju kaki bukit.
Kakatua Jambul Kuning menjadi salah satu kekayaan Taman Nasional Komodo. Burung ini tersebar hampir di seluruh pulau di kawasan TNK dan menempati lembah-lembah.
Hewan ini menjadi salah satu objek konservasi Balai Taman Nasional Komodo karena jumlahnya yang relatif sedikit dan terbilang kritis. Ukuran Kakatua Jambul Kuning lebih kecil dari kakatua yang ada di Sumatera dan Jawa. Pesonanya berasal dari warna bulunya yang putih bersih dengan jambul dan sayap dalam berwarna kuning.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Lukita Awang mengatakan, populasi kakatua di Taman Nasional Komodo sejak lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Data diperoleh dari monitoring yang dilakukan secara rutin oleh tim ranger BTNK.
“Populasi kakatua di Taman Nasional Komodo sejak lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah kakatua di TNK kurang lebih 1020-an. Terjadi peningkatan karena ranger yang menjaga habitat komodo, berdampak pada spesies lainnya,” tutur Lukita.
Monitoring yang dilakukan tim ranger BTNK dilakukan di 10 titik. Agar bisa memantau kakatua, ranger harus naik ke bukit yang lebih tinggi dari lembah. Kakatua banyak beraktivitas di atas pohon yang rindang dengan biji-bijian sebagai pakan.
“Sepuluh titik pengamatan yang kita lakukan setiap tahun terdiri dari 3 titik di pulau Rinca dan Pulau Bero, kemudian ada tujuh titik yang kita lakukan pengamatan di Pulau Komodo,” terang Lukita.
Load more