Denpasar, Bali - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Bali, dr IGN Sanjaya Putra memastikan pasien balita berumur dua tahun yang dinyatakan probable hepatitis akut misterius tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah. Selama ini orangtuanya tidak pernah berpergian jauh dan hanya beraktivitas seperti biasanya.
"Ibunya ini bidan, sempat kita tanya tidak ada berpergian dan aktivitas biasanya. Riwayat perjalanan tidak ada," kata Sanjaya, saat ditemui di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
"Ini kasusnya tidak ada klaster atau berkelompok. Misalnya kasus ini, orang tuanya tidak kena. Yang jelas kenyataannya tidak ada klaster. Karena sampai saat ini, di luar (negeri) pun tidak ada klaster, makannya saya bilang tidak usah kita panik tapi perlu kita waspada," imbuhnya.
Ia menyebutkan, pasien yang terkena probable hepatitis akut biasanya keluhannya di saluran cerna, mual dan muntah, sakit perut dan mata kuning. Namun, menurutnya masyarakat tidak perlu panik, tapi waspada karena penyakit baru yang belum diketahui penyebabnya dari mana.
Sementara, pihaknya meminta untuk mencegah penyakit tersebut tentu adalah memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dan kebersihan secara pribadi.
"Waspada wajib terhadap suatu penyakit. Apalagi suatu penyakit yang baru wajib kita waspada tapi kita tidak usah panik. Dibeberapa negara yang sebelumnya menemukan kasus ini lebih banyak terjadi gangguan saluran cerna," ujarnya.
Load more