Dewan juri yang terdiri dari seniman ternama Bali seperti Apel Hendrawan, Gennetik dari komunitas Djamur, serta Dwimabim seorang seniman mural asal Bali. Mereka hanya akan memilih lima karya terbaik.
"Peserta lima besar ini kemudian kami minta untuk menuangkan ide-idenya dan membuat mural secara langsung di media triplek yang sudah disiapkan. Tim juri melihat secara langsung para peserta mengeksekusi karyanya," tutur Manggala.
Dari peserta lima besar ini kemudian diambil dua besar saja. Keluar sebagai juara 'best of the best' adalah karya Wiwana dengan tema 'Ngiring Melali'. Sementara runner-up diraih oleh Krishna Argamayasa dengan tema 'Bali Menari Kembali'.
"Untuk peserta yang masuk 12 besar, sebelumnya kami juga beri hadiah. Sementara untuk lima besar masing-masing mendapatkan 1 juta, kemudian best of the best 2,5 juta, runner up 1,5 juta. Di lokasi acara juga ada art market, serta sejumlah industri kreatif lainnya yang ikut meramaikan acara ini," sebutnya.
Selain sebagai pertanda bangkitnya Bali pasca pandemi, kontes mural ini juga digelar untuk memberikan ruang khusus kepada para muralis atau para seniman mural untuk berkarya. Manggala juga menambahkan, selama ini mural hanya dijadikan sebagai acara pelengkap saja saat ada acara-acara besar, kini pihaknya ingin memberikan ruang dengan menempatkan mural sebagai acara utama.(asi/gan)
Load more