Bendesa Adat Padang Tegal Ubud Made Parmita mengatakan di saat awal-awal pandemi COVID-19, pihak pengelola sempat mengalami kendala untuk pakan kera karena minimnya jumlah kunjungan wisatawan, namun populasi kera bertambah terus.
"Sebulan perlu biaya yang besar untuk operasional karyawan dan pakan satwa berkisar hingga lebih dari Rp300 juta. Untung ada LPD yang membantu kredit," ujar Parmita bersama Marketing Manager Komang Adhi Widyarthana dan sejumlah karyawan.
Saat ini diakui kunjungan turis mulai menggeliat. Rata-rata kunjungan berkisar 2.500 per hari sejak April 2022. Di saat normal kunjungan rata-rata 4.000-an per harinya. "Kami bersyukur turis mulai datang sehingga perawatan kera bisa kembali berjalan dengan baik," ujarnya.
Tetapi, pihaknya menghadapi kendala dalam upaya pelestarian tanaman hutan yang ada termasuk perawatan kera. Sebagian pohon yang ada sudah tua-tua dan banyak yang roboh dan merusak pohon lainnya dan akan berbahaya juga bagi pengunjung.
Untuk menjaga jumlah populasinya agar tetap stabil sehingga dilakukan sterilisasi dengan menggandeng perguruan tinggi.
Saat ini ada sekitar 1.200 kera di Monkey Forest dan dengan upaya sterilisasi pertambahannya bisa dikendalikan hingga lebih dari 50 persen. (umm/ant)
Load more