Denpasar, Bali - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut empat kabupaten/kota di Bali, yaitu Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan menjadi daerah fokus utama pengelolaan sampah selama G20.
Dalam sambutannya, Tito menyampaikan bahwa dalam pertemuan G20 akan ada pembahasan mengenai perubahan iklim. Oleh karena itu, pengelolaan sampah menjadi bagian penting. Sebab, salah satu unsur penunjang perubahan iklim itu adalah masalah sampah.
“Sampah yang tidak dikelola dengan baik, termasuk plastik, sampah-sampah yang bertebaran di laut, membuat ekosistem laut jadi rusak, terumbu karang, ikan-ikan besar, penyu mati, karena makan sampah plastik,” kata Tito.
Tito mengarahkan agar Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan menjadi fokus, karena dinilai sebagai daerah paling rentan dikunjungi, sehingga jangan sampai terdapat sampah yang bertebaran di sepanjang jalan.
“Yang ditakuti nanti seluruh delegasi datang melihat sampah-sampah bertebaran. Mereka tidak mungkin di satu tempat, pasti akan berkeliling pesiar begitu, nanti bisa lihat sampah bertebaran di Denpasar, Badung, Tabanan, Gianyar,” ujarnya saat berkunjung ke TPST Kertalangu.
Oleh karena itu, target yang dipasang Kementerian Dalam Negeri adalah memastikan bahwa tak ada sampah di jalan. Bila perlu para delegasi, utamanya pimpinan tertinggi yang hadir, datang ke lokasi pengelolaan sampah untuk melihat mekanisme penanganannya.
Selain untuk menyambut puncak KTT G20 pada November mendatang, Tito berharap agar pengelolaan sampah di Pulau Dewata tak berhenti hanya di pertemuan itu, namun dapat menjadi acuan bagi daerah lain di Indonesia dalam hal penanganan sampah dari hulu ke hilir.
“Target kita bukan hanya G20, tapi benar-benar untuk rakyat. Jangan sampai setelah G20 jelek lagi, sampah bertebaran lagi, saya harapkan setelah G20 sampah di Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan menjadi model yang kita replikasi ke daerah lain di Indonesia,” ujarnya. (hw/muu)
Load more