"Pengendalinya dari BPTD dan BMKG adalah sumber informasi yang disusun secara tertulis, nah SOP bersama yang tertulis dan diharmonisasikan," ucap Dwikorita.
SOP yang sudah diharmonisasi, harus diuji coba atau simulasi untuk diketahui apakah ada kendala atau tidak untuk selanjutnya disempurnakan untuk diterapkan bersama.
Dwikorita mengapresiasi kesigapan petugas BPTD yang sangat peduli terhadap keselamatan dan gerak cepat mengantisipasi kondisi darurat di dermaga, seperti yang terjadi di Pelabuhan Merak malam tadi (20/12) di mana terjadi angin kencang sehingga kapal tidak bisa sandar.
"Petugas BPTD juga terjun mengatur lalu lintas karena dampaknya kalau sudah cuaca buruk, maka penyeberangan bisa sampai berhenti dan ini yang harus diantisipasi. Hal itu lantaran bila bongkar muat dan aktivitas penyeberangan berhenti berarti akan terjadi antrean, maka perlu mengharmonisasikan SOP," ujarnya.
Terkait itu juga BMKG mengingatkan agar operator kapal mengikuti prosedur yang diatur oleh BPTD dan harus dipatuhi jangan sampai dilanggar.
"Bagi pengguna jasa agar patuhi informasi yang disampaikan oleh BMKG dan BPTD, jangan dilanggar kalau enggak boleh berlayar ya enggak usah, BPTD juga yang mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar jadi patuhi jangan dilanggar karena mengikuti informasi cuaca," pungkas Dwikorita.
BMKG menurutnya terus memonitoring dan memperbarui informasi cuaca yang diperoleh melalui peralatan yang mutakhir seperti satelit dan perkiraannya benar-benar dihitung dengan peralatan yang andal dan memadai.
Load more