Tangeran Selatan, Banten – Sejumlah pedagang hewan kurban di Tangerang Selatan mengeluhkan omzet penjualan yang menurun hingga 90 persen. Tahun ini para pedagang hewan kurban mengalami kerugian yang cukup besar.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, para pedagang saat ini kesulitan menjual hewan kurban, karena rendahnya daya beli masyarakt di tengah pandemi Covid-19. Pemberlakuan PPKM Darurat guna mencegah penyebaran Covid-19, juga berdampak langsung kepada para pedagang hewan kurban, karena turut menurunkan daya beli masyarakat, apalagi dalam aturan disebutkan tidak diperbolehkanya kerumunan.
Jika tahun-tahun sebelumnya pada satu hari jelang hari raya iduladha, banyak sapi dan kambing yang terjual, tidak demikian dengan tahun ini. Bahkan, imbas pandemi Covid-19 juga membuat pedagang harus memutar otak dengan sedikit mengambil keuntungan agar hewan kurban terjual.
“Tahun ini omzet dagangan hewan kurban saya berkurang drastis 75 persen hingga 90 persen.” Jelas Arif Winanto, salah satu pedagang hewan kurban.
Arif menambahkan, bahwa kambing yang ia jual yang diambil dari peternak di wilayah Wonosobo dengan harga jual sekitar 2,5 - 6 juta rupiah.
Hal senada juga disampaikan oleh Joko, pedagang ini menuturkan bahwa penjualan sapi kurban di lapaknya sangat sepi.
“Sapi yang saya datangkan dari Bali dengan harga yang relatif murah, tapi tetap saja pembelian sepi.” Jelas Joko.
Kondisi pandemi yang berdampak pada himpitan ekonomi dianggap berpengaruh langsung dengan pembelian hewan kurban apalagi dengan penerapan PPKM Darurat ini. (war/see/mii)
Load more