"Jadi yang mengikat tangannya warga sekitar hanya beda RT sama rumahnya (anak disabilitas-red). Memang kata RT di situ anaknya suka berulah jadi puasa saat itu katanya nabrak gerobak tukang bubur," ungkapnya.
Saat pengikatan berlangsung, warga kemudian memanggil pejabat lingkungan setempat agar dapat menengahi permasalahan tersebut.
Ketua RW setempat berinisiatif memanggil orang tua dari anak disabilitas tersebut. Namun setibanya di lokasi, orang tua tak terima melihat kondisi sang anaknya yang telah diikat oleh warga.
Akhirnya pihak orang tua melaporkan insiden kekerasan tersebut kepada pihak Unit Perlindungan Perempuan, dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Tangsel.
"Jadi orang tua datang ke lokasi melihat anaknya sudah diikat dan tangannya luka, enggak terima dilaporkan pihak polisi," ungkapnya.
Adapun saat ini kasus kekerasan terhadap anak disabilitas itu masih ditangani pihak Unit PPA Sat Reskrim Polres Tangsel. (iki/ree)
Load more