Tangerang, Banten - Seorang balita berinisial ARK yang tinggal di kawasan Karang Tengah, Kota Tangerang muntah-muntah hingga demam tinggi usai mengkonsumsi obat penurun panas (paracetamol) yang diduga telah kedaluwarsa.
Kala itu sang anak mengalami muntah disertai demam tinggi usai mengonsumsi obat penurun panas kedaluwarsa itu.
"Sudah dua kali konsumsi, siang dan sore. Sekali, pas jam 8 malam sebelum tidur. Muntahnya pas udah diminum," katanya kepada awak media di kediamannya Karang Tengah, Kota Tangerang, Rabu (10/8/2022).
Wydia menuturkan bayinya diberi obat penurun panas setelah mengikuti program imunisasi yang berlangsung di Posyandu Bunga Kenanga, Karang Tengah, Kota Tangerang.
Kata Wydia kegiatan imunisasi tersebut dilangsungkan pada Selasa (9/8/2022) sesuai dengan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang telah dimulai sejak Senin (1/8/2022).
Obat penurun panas itu didapat Wydia dari tenaga kesehatan program imunisasi tersebut.
"Ya ini kan bahaya untuk anak harusnya bisa lebih teliti. Kalau anak saya sampai kenapa-kenapa bagaimana coba, saya heran ko bisa sampai memberikan obat kadaluarsa kaya gini," ungkapnya.
Melihat kondisi anak yang tak kunjung membaik pasca imunisasi dan meminum obat penurun panas itu dirinya pun terheran-heran.
Lantas dirinya mendapatkan info dari grup WA lingkungan setempat akan obat penurun panas kadaluwarsa yang didapat usai mengikuti program imunisasi.
Ia pun mengaku kecewa adanya pembagian obat penurun panas yang telah kadaluwarsa pasca penyuntikan imunisasi sejumlah bayi di Posyandu Bunga Kenanga, Karang Tengah, Kota Tangerang.
"Enggak, pikir saya kan, saya lalai juga kan, cuma kan pikir saya orang medis harusnya lebih teliti lagi kan, itu kan obat bukan sekedar makanan," ungkapnya.
Sementara dikonfirmasi secara terpisah, pihak Puskesmas Pedurenan belum mengetahui adanya pembagian obat penurun panas yang telah kadaluwarsa itu pasac pemberian imunisasi.
Kepala Puskesmas Pedurenan, Andita mengaku saat ini pihaknya masih menelusuri obat penurun panas yang telah kadaluwarsa pasca imunisasi balita.
"Mohon maaf sedang kami klarifikasi lebih lanjut. karena posisi saya juga tidak di puskesmas," katanya. (raa/ebs)
Load more