Bandung, tvOnenews.com - Begini keluhan pedagang soal larangan berbisnis thrifting.
Maraknya fenomena belanja pakaian bekas impor alias thrifting membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) kesal. Bahkan, secara tegas Presiden Jokowi meminta thrifting disetop.
Menanggapi hal itu, sejumlah pedagang pakaian bekas impor di Pasar Cimol, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat berharap itu tidak terjadi.
Pasalnya, selama bertahun-tahun pedagang berjualan pakaian bekas impor untuk mencari nafkah di pasar itu.
Ketua Paguyuban Pedagang di Pasar Cimol Gedebage Rusdianto mengaku tidak mengetahui asal sumber barang.
"Kalau kita hanya berjualan saja. Semenjak adanya larangan itu, pedagang merasa resah. Jadi pengunjung banyak tanya bahwa pedagang Cimol ini dikiranya tutup. Padahal kita berjualan seperti biasa saja," kata Rusdianto, Jumat (17/3/2023).
Begini keluhan pedagang soal larangan berbisnis “thrifting”. Dok: Cepi Kurnia/tvOne
Rusdianto mengaku hasil keuntungan berjualan baju bekas impor itu hanya untuk membutuhi kehidupan sehari-hari.
"Intinya kita dapat sekarang habis buat nanti malam. Jadi hanya untuk kebutuhan sehari-hari dan buat anak-anak sekolah. Kalau misalnya dilarang jelas tidak setuju," ucapnya.
Terkait kekhawatiran pemerintah akan adanya virus yang menempel pada pakaian bekas hingga menimbulkan penyakit, pedagang di sini tidak sembarang. Tentu ada aturan masuk barang ke pasar ini.
"Kita semprot dengan cairan anti bakteri. Jadi tidak sembarangan. Kita jamin aman. Selama ini tidak ada yang terkena penyakit selama saya berjualan di sini," ungkapnya.
Rusdianto mengatakan saat ini pedagang di Pasar Cimol Gedebage baik yang ada di dalam dan di luar itu berjumlah 1.600 orang.
"Rata-rata pakaian. Ada juga sepatu. Itu biasanya pembeli tidak hanya dari wilayah Bandung. Luar Bandung dan Jakarta juga ada," jelasnya.
Bahkan, kata Rusdianto, anggota DPR RI Adian Napitupulu dari Fraksi PDIP juga sering berbelanja pakaian bekas impor di pasar ini. Adian biasanya ke pasar ini bersama anak dan istrinya.
"Dia biasanya cari jaket kulit, jas, celana. Itu menjadi langganan di sini,” katanya.
Pedagang berharap Adian bisa ikut membantu para pedagang. Apalagi saat ini akan memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Menyikapi fenomena thrifting yang marak saat ini, pengamat ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi angkat bicara.
“Saya rasa itu ada kaitannya kenapa Pak Jokowi begitu khawatir karena kalau dibiarkan dampak buruk yang lebih besar bisa terjadi," ujar Acuviarta.
Kendati demikian, evaluasi kebijakan tentang impor pun harus dilakukan agar kekhawatiran pemerintah akan adanya thrifting tidak mendapatkan penolakan besar dari masyarakat akibat tidak adanya solusi.
"Menurut saya, bagaimana pemerintah bisa memangkas biaya produksi barang TPT ini sehingga barang dalam negeri bisa memiliki daya saing tidak hanya di pasar global, tapi juga di Indonesia. Masyarakat bukan mempermasalahkan brand apa yang memproduksi tapi berapa harganya. Kalau masih tetap tinggi, minat masyarakat terhadap thrifting mungkin tidak akan berubah," ucapnya. (cka/nsi)
Load more