"Tentu juga harus yang benar-benar legal, jangan mudah percaya dengan tawaran di sosmed dan juga jika memang ada yang mencurigakan bisa langsung lapor atau cek di Satgas Disnakertrans yang ada di daerah masing-masing,"ungkapnya.
Sementara itu, menurut Anggota DPR RI Fraksi PKS, Netty Prasetiyani mengatakan, banyak WNI yang bekerja di Luar Negeri khususnya di Jawa Barat ini, dirinya meminta pemerintah baik daerah maupun pusat, betul-betul melakukan fungsi perlindungan bagi WNI yang menjadi pekerja migran.
"Nah saya nggak ingin bp2mi pemerintah melalui bp2mi hanya menyajikan jargon seperti sikat sindikat sikap mafia atau menyediakan karpet merah bagi WNI tanpa menunjukkan bukti dan keseriusan ya penanganan kasus-kasus perdagangan kemudian juga dalam berbagai kajian atau kemudian penelitian sudah bisa juga 70% dari penyebab tindak pidana perdagangan orang itu akan terjadi di tanah air," kata Netty.
Sambungnya, sebelum mereka pergi bekerja seharunya, ada pembahasan identitas surat keterangan kemudian umur tanggal lahir surat izin orang tua sebetulnya harus mulai dilakukan oleh pemerintah.
"Ya Mulai dari pusat sampai ke desa itu harus harus betul-betul memahami apa sih syarat bekerja ke luar negeri. Jadi jangan sampai nanti ada aparat menjadi oknum Ada apa namanya orang-orang yang seharusnya melindungi ternyata secara tidak langsung terlibat,"katanya.
Kemudian yang kedua, kata Netty, penegakan hukum penting untuk perusahaan yang memberangkatkan dan itu harus jelas, menurutnya, Dinasker di daerah harus berperan penting mencari dokumen perusahaan yang memberangkatkan WNI.
"Dan juga melakukan penegakan hukum bagi perusahaan yang dianggap bermasalah sehingga memberikan Efek Jera kepada orang melakukan niat atau tindakan yang sama. Nah kalau kemudian penegakan hukumnya ini tidak dilakukan secara serius perusahaannya bisa bermetamorfosis menjadi perusahaan asing perusahaan dia bisa membuat metamorfosis atau mengganti nama menjadi perusahaan asing nah ini yang menurut saya Kenapa kemudian kita butuh tindakan yang yang konkret bukan hanya wacana," ungkapnya. (cep/aag)
Load more